Batusangkar, Gatra.com- Tour de Singkarak 2019 yang mengangkat tema 'Connecting Sumatera' sudah dimulai sejak kemarin Sabtu (2/11). Stage 1 yang mengambil rute Pariaman-Tanah Datar melewati beberapa destinasi wisata yang bisa memanjakan mata 98 pebalap maupun pengunjung yang sengaja datang untuk menyaksikan perhelatan balap sepeda.
Puluhan pebalap yang tergabung dalam 18 tim dari berbagai negara itu akan menikmati keindahan Pantai Gondariah, air terjun Lembah Anai, Nagari Pariangan atau desa terindah di dunia, dan Istano Baso Pagaruyung.
Pantai Gondariah adalah destinasi unggulan di Kota Pariaman. Gondariah tidak pernah sepi dari pengunjung, baik hari-hari biasa (weekday) maupun akhir pekan. Baca juga: Pengunjung Padati Pantai Gondoriah Saksikan Hoyak Tabuik
Aksebilitas dan jarak tempuh ke pantai ini bisa menggunakan kereta api dan tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar satu jam lebih saja dari stasiun Simpang Haru, Padang menuju stasiun Pariaman. Dari stasiun, untuk bermain ke pantai bisa ditempuh berjalan kaki dengan jarak hitungan puluhan meter saja.
Setelah memacu kecepatan dari Pantai Gondoriah, para pebalap dari berbagai negara itu akan disuguhkan dengan keindahan Air Terjun Lembah Anai dengan ketinggian mencapai 35 meter. Air terjun ini terletak di batas barat kawasan Cagar Alam Lembah Anai, sehingga suasana masih alami dengan hutan lebat serta pepohonan rimbun. Baca juga: Ewart akan Pertahankan Posisi di Etape II Tour de Singkarak
Memasuki wilayah Kabupaten Tanah Datar, pebalap maupun pengunjung akan disuguhi dengan landskap keindahan alam yang memukau dengan hamparan sawah yang berjenjang. Ada satu nagari atau desa yang menarik perhatian di daerah Luhak Nan Tuo ini, yakni Desa Pariangan yang terletak di lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut.
Menurut Tambo Minangkabau, Pariangan merupakan nagari tertua di ranah Minang, yang ditetapkan sebagai salah satu dari lima desa terindah di dunia versi Budget Travel pada Mei 2012.
Penat melewati berbagai rintangan untuk menjadi tercepat selama lintasan, pebalap langsung disambut di Istano Basa Pagaruyung, destinasi wisata unggulan Kabupaten Tanah Datar yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Baca juga: Puluhan Pebalap Perebutkan Jawara Tour de Singkarak Etape I
Dahulu, Istana Pagaruyung pada mulanya dibangun di Bukit Batu Patah dan terbakar saat terjadi Perang Paderi pada 1804. Lalu, istana dibangun kembali dan kembali terbakar pada 1966. Istana tersebut dibangun lagi pada 1976 sebagai replika dari istana Pagaruyung asli.
Setelah menuntaskan etape 1, pebalap TdS dihidangkan makan bajamba (makan dengan duduk bersama) di dalam Istano Basa Pagaruyung. Layaknya orang Minangkabau, para pembalap dari berbagai negara itu, makan bersama dengan mengenakan kain sarung.
"Makan bajamba salah satu cara kami mengenalkan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Minangkabau. Nah, event TdS ini juga bagian promosi pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Tanah Datar Abdul Hakim. Baca juga: Tour de Singkarak Melewati Jambi Setelah 3 Tahun Berjuang