Home Kesehatan Lakukan Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk, MY BABY Gandeng Masyarakat Cegah DBD

Lakukan Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk, MY BABY Gandeng Masyarakat Cegah DBD

Jakarta, Gatra.com– MY BABY mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui kampanye Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk.

Dalam rangka menekan angka kasus DBD, MY BABY turut mengambil peran melalui MY BABY Momversity goes to Bandung dan Tangerang untuk melakukan aksi nyata berupa Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk.

“Risiko kematian yang ditimbulkan penyakit DBD merupakan hal serius yang bisa kita cegah," ungkap Managing Director Brand Investment & Consumer Engagement MY BABY, Winny Yunitawati dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/7).

MY BABY mengajak ribuan keluarga untuk melakukan aksi pencegahan DBD yaitu melalui edukasi dan penerapan 3M Plus disertai dengan pengasapan (fogging) serta pemberian produk MY BABY dan bubuk larvasida.

Penerapan 3M Plus meliputi menguras, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Kemudian berikutnya, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Selain itu, mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat kembang biak nyamuk. Selain 3M, Plus adalah dengan mengoleskan MY BABY Minyak Telon Plus sebagai perlindungan tambahan dari gigitan nyamuk.

Dia menambahkan, MY BABY berinisiatif meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya langkah pencegahan dan berkontribusi nyata untuk menekan angka kasus DBD.

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Mengutip data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia mencatat 154.082 kasus DBD dalam kurun periode 1 Januari hingga minggu ke 27 di tahun 2024.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemkes), dr. Imran Pambudi menyampaikan bahwa angka tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan total kasus DBD pada 2023. Dari seluruh kasus hingga minggu ke 27 tersebut, 916 di antaranya mengakibatkan kematian.

Selain itu, Kota Bandung tercatat menjadi kota dengan jumlah kasus DBD terbanyak nasional, yakni mencapai 5.489 kasus. Selanjutnya, Kabupaten Tangerang menduduki posisi kedua yaitu dengan total 3.400 kasus. Terkait kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, kelompok umur 5 hingga 14 tahun merupakan yang paling rentan.

Dokter Spesialis Anak RS UNS, dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A menyampaikan bahwa faktor lingkungan sekitar serta daya tahan tubuh yang masih belum kuat, mengakibatkan kelompok anak-anak rentan terkena DBD. “Karena memang daya tahan tubuh anak masih belum sekuat orang dewasa dan anak-anak cenderung sering berada di dalam ruangan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang menjadi pembawa virus dengue sering berada di dalam ruangan terutama ruangan yang gelap dan lembab. "Bagi anak yang sudah lebih besar, biasanya dapat terjangkit DBD saat bermain di lingkungan sekolah atau di taman. Karena nyamuk Aedes aegypti dapat terbang sejauh 200-meter dan menggigit anak-anak di cakupan lingkungan tersebut,” jelas Debby.

27