Blora, Gatra.com - Suasana duka masih menyelimuti kediaman Waryanto, korban pembunuhan di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi di Desa Cabean Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora Jawa tengah. Istri korban, Marijah tampak syok mendengar kematian suaminya itu.
Kepada media, Marijah mengaku kaget dan tak percaya saat mendapat kabar soal kematian suaminya. Terlebih suaminya tewas dengan sangat mengenaskan.
"Kaget mas waktu dapat kabar itu. Pertama kali itu ditelepon temennya yang bernama Ali," kata Marijah saat ditemui di rumahnya, Jumat (19/7).
Marijah mengungkapkan terakhir kali berkomunikasi dengan suaminya pada Senin malam. Saat itu tidak ada firasat maupun tanda-tanda yang aneh pada diri suaminya.
"Telepon itu Senin malam. Ya biasa ngobrol-ngobrol soal pekerjaan disana. Tidak ada curhat yang aneh-aneh. Biasa saja. Bapaknya kan pendiam," ungkapnya.
Marijah mengatakan suaminya selama ini bekerja sebagai petugas kebersihan di Jakarta. Bekerja sudah sejak tahun 2017 lalu.
"Tenaga kontrak disana mas. Di dinas kebersihan. Sudah sejak tahun 2017. Disana tinggalnya di kontrakan," ungkapnya.
Marijah pun kini hanya berharap agar jenazah suaminya bisa segera dikirim ke Blora. Ia juga meminta polisi segera menangkap pelaku dan menghukum seberat-beratnya.
"Kalau harapan saya semoga pelaku segera tertangkap dan dihukum berat," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dusun Cabean Muhsan membenarkan Waryanto merupakan warganya. Korban selama ini bekerja di Jakarta sebagai petugas kebersihan.
"Iya benar warga kami. Sebetulnya dia itu pendatang, aslinya orang Gunung Kidul, cuma dapat istri orang cabean sini. Orangnya pendiam. Kerjanya di Jakarta petugas kebersihan, pasukan orange," jelasnya.