Home Internasional Hamas dan Fatah akan Bertemu di Beijing Merundingkan Rekonsiliasi

Hamas dan Fatah akan Bertemu di Beijing Merundingkan Rekonsiliasi

Gaza, Gatra.com - Pejabat senior dari kelompok Palestina yang bersaing, Hamas, yang berperang dengan Israel, dan Fatah, telah sepakat untuk bertemu di Beijing bulan ini, dalam upaya baru untuk rekonsiliasi.

AFP Selasa (26/7) melaporkan, sumber Fatah menyebut delegasi Hamas akan dipimpin kepala politiknya yang berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh , sementara perwakilan Fatah akan dipimpin wakil kepala Mahmoud Alul.

Hamas belum memberikan komentar langsung.

Kedua kelompok tersebut telah menjadi rival berat sejak pejuang Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza, setelah bentrokan mematikan menyusul kemenangan gemilang Hamas dalam pemilu tahun 2006.

Setelah menguasai Gaza pada tahun 2007, gerakan Hamas telah menguasai wilayah tersebut sejak saat itu.

Gerakan sekuler Fatah mengendalikan Otoritas Palestina yang memiliki kendali administratif sebagian di Tepi Barat, yang diduduki Israel.

Beberapa upaya rekonsiliasi telah gagal, namun seruan telah meningkat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel memicu perang Gaza, dengan kekerasan juga meningkat di Tepi Barat tempat Fatah bermarkas.

China menjadi tuan rumah bagi Fatah dan Hamas pada bulan April, tetapi pertemuan yang dijadwalkan pada bulan Juni ditunda.

Menurut wakil sekretaris jenderal komite pusat Fatah, Sabri Saidam, perwakilan tersebut akan bertemu dengan pejabat Tiongkok di Beijing pada tanggal 20 Juli dan 21 Juli.

“Sebelum itu, pertemuan kedua kelompok bisa saja dilakukan,” imbuhnya.

Tujuan pertemuan, kata Saidam, adalah untuk mengakhiri kondisi perpecahan dengan komitmen terhadap perjanjian-perjanjian sebelumnya dan menyepakati hubungan antara kelompok-kelompok Palestina pada tahap selanjutnya.

Anggota eksekutif Fatah lainnya juga mengatakan pertemuan gabungan Fatah-Hamas dapat diadakan di Beijing, sebelum agenda resmi dimulai.

China telah memposisikan dirinya sebagai aktor yang lebih netral dalam konflik Israel-Palestina daripada pesaingnya, Amerika Serikat, dengan menganjurkan solusi dua negara sekaligus memelihara hubungan baik dengan Israel.

32