Home Regional Ribuan Warga Purworejo Terserang Demam Dengue, Puluhan Positif DB, 6 Meninggal Dunia

Ribuan Warga Purworejo Terserang Demam Dengue, Puluhan Positif DB, 6 Meninggal Dunia

Purworejo, Gatra.com - Kasus Demam Berdarah (DB) dan Demam Dengue (DD) di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sangat memprihatinkan. Dari data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo (DKK), tercatat 1.789 kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini.

Data tersebut dicatat mulai Januari hingga Juli 2024 atau selama 27 minggu. Namun, dari jumlah tersebut tidak semua positif DB, hanya 35 orang yang positif.

"Ada dua jenis demam berdarah yakni Demam Dengue (DD) ringan dan Demam Berdarah (DB) yang cukup riskan. Ada empat fase demam berdarah. Fase pertama, gejala panas tinggi selama 3 hari, setelah 3 hari biasanya dingin. Tapi hati-hati, dingin bukan berarti sembuh, bisa jadi malah kritis. Sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke faskes (fasilitas kesehatan)," terang Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat (Kabid Yankes dan Kesmas) DKK Purworejo, Nur Salim saat diwawancara di kantornya, Senin (15/07/2024).

Untuk menentukan apakah seseorang terpapar DB atau tidak, perlu diambil sampel darahnya untuk dicek. Dari hasil pemeriksaan darah, bisa ditentukan DB atau tidak. Jika trombosit turun, maka harus dilakukan rawat inap.

"Di Kabupaten Purworejo, ada 6 orang meninggal dunia karena mengalami Demam Dengue Berdarah. Mereka berasal dari Desa Kaliglagah Kecamatan Kemiri, Desa Semawung Kecamatan Purworejo, Desa Kaliboto Kecamatan Bener. Kemudian ada yang dari Desa Binangun Kecanatan Butuh, Desa Kuwurejo, Kecamatan Kutoarjo, serta satu orang dar Kecamatan Gebang yang tinggal di Ponpes An Nawawi Berjan," ungkap Nur Salim.

Usia termuda yang meninggal akibat DB adalah 8 tahun dan tertua 101 tahun. Semua korban meninggal dunia berjenis kelamin perempuan. "Meskipun yang meninggal semua perempuan, namun itu hanya kebetulan. Belum ada sumber ilmiah yang menyatakan jika perempuan rentan terhadap DB," kata Nur Salim.

Ia menuturkan di pekan ke 27 tahun 2024 ini masih ada tambahan 68 kasus baru. Sedangkan pekan sebelumnya (ke-26) ada 87 kasus.

Banyaknya kadus DB ini, sedikit banyak terpengaruh oleh irama hujan. Jika hujan turun kemudian terang, lalu hujan lagi, disebut sangat memudahkan perkembangan nyamuk aedes aegypti yang memiliki ciri-ciri hitam belang-belang putih ini.

"Kabupaten Purworejo ini termasuk daerah rawan, perlu diwaspadai. Sakit DB itu mudah menular melalui nyamuk aedes yang mampu terbang sampai sejauh 100 meter. Satu ekor induk nyamuk yang mengandung virus DB, bisa bertelur dan menetas menjadi nyamuk yang siap menularkan DB. Perkembanganbiakkannya sangat cepat, 7 hari. Satu telur nyamuk aedes mampu menetaskan 200 nyamuk," ujar Nur Salim.

Nur Salim menambahkan, untuk mencegah gigitan nyamuk, bisa menggunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk. Kemudian lakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup).

Nyamuk Aedes tidak suka bertelur di tempat kotor seperti got atau comberan. Nyamuk jenis ini justru bertelur di tempat genangan air yang bersih.

Oleh karenanya, kata Nur Salim, masyarakat diminta untuk menjaga agar tidak ada genangan air. Bak air harus sering dibersihkan, botol-botol bekas, batok buah kelapa yang dibelah serta barang-barang lain yang bisa menimbulkan genangan air diimbau untuk dibersihkan.

10605