Paris, Gatra.com - Tokoh sayap kiri garis keras Jean-Luc Melenchon mengatakan bahwa kelompok sayap kiri Prancis, siap untuk memerintah, setelah prediksi menunjukkan aliansi sayap kiri yang luas dapat menjadi kelompok terbesar di parlemen, mengungguli kelompok sayap kanan ekstrem.
"Rakyat kami dengan jelas menolak skenario terburuk," kata calon presiden tiga kali dari partai France Unbowed (LFI), itu, dikutip AFP, Minggu (7/7).
Partai-partai kiri termasuk LFI, Partai Sosialis, Partai Hijau dan Partai Komunis bergabung bulan lalu untuk membentuk Front Populer Baru (NFP).
“Perdana Menteri Gabriel Attal harus pergi ... Front Populer Baru siap memerintah", kata Melenchon.
Tidak jelas siapa yang mungkin menjadi kandidat utama aliansi untuk menjadi perdana menteri, dengan Melenchon –dianggap-- sebagai tokoh yang memecah belah bahkan di antara beberapa pendukung partainya sendiri.
Pemimpin Partai Sosialis (PS) Olivier Faure mendesak "demokrasi" dalam aliansi sayap kiri, agar mereka dapat bekerja sama.
"Untuk maju bersama, kita membutuhkan demokrasi di dalam jajaran kita," katanya.
"Tidak akan ada pernyataan dari luar yang datang dan memaksakan diri pada kami," katanya dalam kritik terselubung terhadap Melenchon.
Raphael Glucksmann, wakil presiden partai Place Publique yang lebih kecil dan pro-Eropa dalam aliansi tersebut, mengatakan setiap orang harus “berperilaku seperti orang dewasa".
“Dalam proyeksi, kita unggul, tetapi dalam parlemen yang terbagi ... jadi orang-orang harus berperilaku seperti orang dewasa," katanya.
"Orang-orang harus berbicara satu sama lain," ujarnya.
Presiden Emmanuel Macron mengambil risiko dengan mengadakan pemilu cepat setelah kubu sayap kanan mengalahkan sekutu-sekutu tengahnya dalam pemilu Eropa.