Jakarta, Gatra.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan bahwa, potensi kerugian ekonomi Indonesia akibat dari perubahan iklim dari tahun 2021-2024 diperkirakan mencapai Rp544 triliun.
“Dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi dan diperkirakan hingga mencapai Rp544 triliun,” kata Suharso dalam acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity, Rabu (3/7).
Suharso mengatakan, nilai tersebut dapat terus meningkat jika tidak ada intervensi kebijakan signifikan dari Pemerintah.
Dalam kesempatan itu, Suharso juga menjelaskan bahwa, perubahan iklim selain merugikan perekonomian juga dapat menimbulkan potensi tenggelam di beberapa wilayah Indonesia seperti Desa Timbulsloko, dan tejadinya banjir rob di Muara Sungai Barito Kalimantan Selatan.
Suharso bilang, tantangan lain akibat dari triple planetary crisis yang mengancam masa depan bumi dan manusia di Indonesia yaitu, pencemaran lingkungan, dimana produksi sampah domestik nasional diproyeksikan akan meningkat mencapai 82,2 juta ton per tahun di tahun 2045.
Kondisi pengelolaan sampah masih akan mengalami darurat sampai tahun 2045. Kemampuan daya tampung dan daya dukung TPA Nasional diproyeksikan akan penuh pada tahun 2028 atau bahkan lebih cepat.
Kemudian dari sisi keberagaman hayati, adanya potensi degradasi dan deforestasi seluas 2,47 Juta hektare pada tahun 2045. Nantinya ini akan berdampak pada meningkatnya ancaman kepunahan tumbuhan dan satwa liar serta kehilangan jasa ekosistem yang esensial.
Adapun, sebanyak 1074 tumbuhan, 1274 satwa liar, dan 2 spesies fungi Indonesia tercatat dalam kategori terancam (threatened species).