Kupang, Gatra.com – Penduduk miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Maret 2024 sebanyak 19,48 persen. Angka ini menurun 0,48 persen poin terhadap jumlah Maret 2023 dan menurun 0,75 persen poin terhadap September 2022.
“Jumlah penduduk miskin NTT pada Maret 2024 sebesar 1,13 juta orang, menurun 13,54 ribu orang terhadap Maret 2023 dan menurun 21,60 ribu orang terhadap September 2022,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTT, Matamira Bengu Kale, pada awal pekan ini.
Sementara persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024, sebesar 8,57 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 9,12 persen.
“Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2024 sebesar 23,41 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 23,76 persen,” kata Matamira.
Ia menambahkan, dibanding Maret 2023, jumlah penduduk miskin Maret 2024 perkotaan menurun sebanyak 3,96 ribu orang dari 135,57 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 131,61 ribu orang pada Maret 2024.
“Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin perdesaan menurun sebanyak 9,59 ribu orang [dari 1.005,55 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 995,96 ribu orang pada Maret 2024],” ujar Matamira.
Untuk diketahui, garis kemiskinan pada Maret 2024, lanjut Matamira, tercatat sebesar Rp527.275,-/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp403.922,- (76,61 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp123.353,- (23,39 persen).
“Pada Maret 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi NTT memiliki 5,75 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp3.031.831,-/rumah tangga miskin/bulan,” kata Matamira.