Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (Sekjen DEN), Djoko Siswanto, menyebutkan ada beberapa penyebab indeks ketahanan energi RI saat ini belum bisa berada di level sangat tahan.
“Kenapa kita belum mencapai indeks ketahanan energi sangat tahan? Karena masih ada tiga commodity energi kita yaitu BBM, kemudian LPG, dan minyak mentah yang masih kita impor,” jelasnya dalam Forum Kajian Pembangunan yang diselenggarakan SMERU Institute secara daring, Rabu (26/6).
Bahkan LPG impornya sampai 80 persen, lanjutnya, itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk masak, untuk pertanian, dan juga untuk nelayan.
Selain itu, menurutnya infrastruktur akses masyarakat untuk mendapatkan energi belum terjangkau atau belum tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Kita memang negara kepulauan, ada sekitar 17 ribu pulau, sehingga infrastruktur untuk masyarakat mendapatkan energi sampai ke wilayah 3T (terpencil, terluar, tertinggal) memang belum seluruhnya terpenuhi,” kata Djoko.
Djoko menilai ketahanan energi Indonesia bisa masuk kategori sangat tahan jika sudah tidak melakukan impor lagi. “‘Nah, kalau infrastruktur (sudah baik) dan juga kita sudah tidak import, maka ketahanan energi kita akan semakin baik menuju ke kategori sangat tahan,” tuturnya.
Tak hanya itu, dia juga menyoroti potensi energi baru terbarukan (EBT) Indonesia yang sebenarnya masih bisa dioptimalkan seperti energi laut, panas bumi (geothermal), bioenergi, angin, air, maupun solar atau energi dari matahari.
“Pemanfaatannya sampai dengan saat ini baru 2,77 persen. Kita punya kapasitas 417,8 gigawatts, pemanfaatannya baru 11,6 gigawatts,” katanya.
Menurutnya, pengoptimalisasian ini bisa dilakukan dengan baik jika ada kolaborasi antar stakeholders. “Jadi masing-masing peran seperti Kementerian, lembaga, masyarakat, institusi, itu sangat menentukan daripada keberhasilan dalam kita mengelola energi kita secara bersama-sama,” tutup Djoko.
Sebagai informasi, Djoko menyebutkan indeks ketahanan energi Indonesia pada 2023 atau saat ini berada di kategori tahan dengan skor 6,64. Adapun, untuk mencapai kategori sangat tahan dibutuhkan skor 8-10.