Solo, Gatra.com - Aglomerasi menjadi wacana yang terus digaungkan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo. Apalagi jika aglomerasi ini diterapkan di Solo, di mana banyak daerah penyangga sekitar yang bisa saling mendorong untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Kadin Kota Solo Ferry Septha Indrianto pada Kamis (20/6). Saat ini pihaknya tengah melakukan kajian untuk merealisasikan wacana terkait aglomerasi Solo Raya. ”Kajian ini kami lakukan bersama Prof Kuncoro, Wakil Rektor III dari UNS,” ujarnya.
Dalam kajian tersebut Ferry melihat bagaimana aglomerasi ini bisa menempatkan pembangunan yang berkelanjutan supaya bisa dijalankan secara inklusif di wilayah Solo Raya. Mengingat potensi Kota Solo yang tertinggi secara ekonomi dan nilai ketertarikan investasinya juga tinggi.
”Sehingga secara kapasitas tidak mungkin cukup terpenuhi jika hanya di Solo, harus melebar. Nantinya Solo yang menjadi lead,” katanya.
Untuk penerapannya, harus menciptakan kolaborasi dengan wilayah-wilayah yang ada di sekelilingnya. Tujuannya untuk kepentingan bersama, sehingga semua mendapat keuntungan dari sistem aglomerasi ini, baik mengenai hasil maupun sumber daya yang akan dimaksimalkan.
”Kami menggaungkan aglomerasi ini sedini mungkin. Sebab tidak mungkin kita eksekusi dengan baik tanpa ada dukungan dari banyak pihak. Tapi yang jelas saat ini infrastruktur di Solo lebih tangguh dibanding tempat lain, termasuk mengenai akses dan layanan,” ujarnya.
Menurutnya di tiap kota memiliki potensi untuk pengembangan dengan sistem aglomerasi ini. Namun tanpa mengurangi esensi potensi dari tiap kota.
”Aglomerasi ini kan hanya istilah. Kita butuh efisiensi dan nilai agar lebih kompetitif, baik untuk pemerintah maupun untuk pengembangan wilayah ini sendiri,” ujarnya.
Terkait dengan wacana aglomerasi ini, KADIN sudah melakukan kajiannya. Rencananya, akhir bulan ini kajian akan selesai dan akan diserahkan ke pemerintah kota (Pemkot) Solo.
”Kami juga koordinasi dengan pemerintah, apalagi Mas Gibran kan juga sudah menjadi wapres (wakil presiden terpilih),” ujarnya.
Ferry berharap hasil kajian mengenai aglomerasi ini bisa memberikan hasil yang baik. Termasuk data angka yang diperlukan. Sehingga untuk merealisasikannya didasarkan dari data yang lebih konstruktif.
”Jadi fokus kajiannya mengenai angka ekonomi. Kalaupun tidak terwujud, lost berapa. Pengangguran juga dilihat meningkat atau tidak, angkatan kerja kita berapa. Saat ini yang baru juga makin banyak, lulusan D3, SMK, dll. Kalau pemerintah ribet soal batas wilayah dan ego sektoral, bagaimana bisa berkembang,” tandasnya.