Home Kesehatan AZI Gandeng Kemenkes Perkuat Inisiatif Skrining dan Pengelolaan PTM

AZI Gandeng Kemenkes Perkuat Inisiatif Skrining dan Pengelolaan PTM

Jakarta, Gatra.com– AstraZeneca Indonesia (AZI), perusahaan biofarmasi global memperkuat kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan transformasi kesehatan di Indonesia. Baru – baru ini, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) dan AstraZeneca Indonesia memperkuat kerjasamanya melalui penandatanganan Perjanjian Kerjasama yang bertujuan untuk meningkatkan inisiatif dalam pendidikan, skrining, dan pengelolaan PTM.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesi, Dr. Eva Susanti, S,Kp., M.Kes menyoroti Penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi penyebab dari 73% kematian di Indonesia. Tren ini diperkirakan akan terus meningkat dan memberikan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.

“Kami sangat mengapresiasi kemitraan AstraZeneca dalam mendukung upaya transformasi layanan kesehatan, terutama dalam pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker," ungkap Eva dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis  (20/6).

Baca juga: AstraZeneca Raih Best Places to Work in Indonesia Dua Tahun Berturut-Turut

Menurut dia, kolaborasi antara sektor publik dan swasta memiliki peran penting dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan yang signifikan. "Kami tidak bisa melakukannya sendiri,” tambah Dr. Eva.

Kolaborasi antara AstraZeneca dan Kementerian Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan ekosistem layanan kesehatan untuk skrining dan diagnosis dini penyakit tidak menular, meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan, serta memperkuat pengelolaan penyakit melalui inovasi.

Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay mengatakan bahwa selama lebih dari 52 tahun, AstraZeneca terus berkontribusi dalam memperkuat ekosistem pelayanan kesehatan di Indonesia dengan menghadirkan inovasi terdepan melalui kolaborasi dengan rantai nilai layanan kesehatan. "Kami merasa terhormat untuk mempertahankan peran kami sebagai mitra strategis Kementerian Kesehatan, berbagi tujuan bersama untuk mengembangkan program skrining dengan menggunakan teknologi mutakhir dan memperkuat pengelolaan penyakit tidak menular, terutama untuk asma, PPOK, dan kanker," ungkapnya.

Berdasarkan Survei Kesehatan 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, PTM seperti kardiovaskular; darah tinggi; kanker; diabetes; dan penyakit pernafasan, terutama asma dan PPOK, juga masih menjadi salah satu tantangan utama dalam bidang kesehatan di Indonesia.

“Survei Kesehatan terbaru tahun 2023 mengungkapkan bahwa setengah dari pasien asma hidup dengan asma ringan secara persisten. Yang lebih memprihatinkan adalah sebanyak 25% pasien tidak dapat mengendalikan penyakitnya, sehingga hingga 40% dari pasien ini berisiko mengalami eksaserbasi parah yang memerlukan perawatan darurat," jelasnya.

Melalui upaya kolaboratif untuk meningkatkan pengelolaan asma, lanjut Esra, AstraZeneca berharap dapat mengurangi terjadinya serangan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Sejalan dengan upaya untuk menangani asma, kolaborasi strategis antara AstraZeneca dan Kementerian Kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan ekosistem layanan kesehatan nasional untuk skrining dan penanganan kanker, yang berfokus kepada kanker paru – paru dan prostat.

​​​​​​Baca juga: AstraZeneca Indonesia dan YKI Luncurkan Program ANITA

Sebelum ini, Kementerian Kesehatan, Kedutaan Swedia dan AstraZeneca juga meluncurkan platform Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Healthcare, sebuah upaya untuk memperkuat pelayanan dan sistem kesehatan di Indonesia dengan tujuan menciptakan generasi “Emas” yang sehat dan kuat pada tahun 2045 yang membahas kerja sama antar pemerintah dan lebih banyak membahas kolaborasi antar pemerintah dengan swasta.

“Bersama dengan Kementerian Kesehatan, kami bertujuan untuk menciptakan masa depan di mana kanker tidak lagi menimbulkan ketakutan, dan hal ini dapat dicapai melalui program skrining dan deteksi dini yang kuat, sekaligus pengobatan kanker yang inovatif dan terarah, sehingga pada akhirnya memberikan hasil kesehatan terbaik bagi pasien melalui sains,” pungkas Esra.

35