Pati, Gatra.com - Dinas Kominfo Pati, selama lebih dari sepekan kewalahan membendung kejahilan warganet lewat aplikasi Google Maps yang merubah tanda (tagging) bernada miring di wilayah Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kominfo Pati, Ratri Wijayanto, mengaku lebih dari sepekan berjibaku untuk memulihkan nama daerah sebagaimana semestinya. Namun begitu, ketika sudah dipulihkan, muncul tanda baru yang tak kalah sangar.
"Saya mulai tahu itu pada hari Selasa (11/6). Memang penggantian nama (Google Maps) itu, menjadi atensi kami sejak delapan hingga sembilan hari ini," ujarnya, Rabu (19/6).
Adapun langkah yang telah dilakukan adalah mengubah titik nama daerah yang sesuai. Meski hasil akhir nyatanya tidak seperti yang diharapkan.
"Perlu saya tekankan Google Maps bukan di bawah Kominfo. Sehingga kami melakukan langkah-langkah di dalam fitur Google Maps untuk mengubah penamaan yang kurang pantas," tukasnya.
Ratri berharap, kejahilan netizen mengganti nama peta wilayah Sumbersoko di map Google, bisa berhenti. Sehingga pengguna aplikasi bisa menggunakan layanan tersebut.
Terlebih imbas keisengan warganet, beberapa waktu lalu, penunjuk arah di daerah Kecamatan Sukolilo tidak dapat diakses, karena muncul keterangan jalan ditutup. Sehingga menyulitkan pengguna jalan dari luar daerah, ketika hendak bepergian melalui jalur tersebut.
"Kami berharap warga net bisa bijaksana melihat hal ini. Sehingga, yang memanfaatkan Google Maps bisa menikmati layanan," terangnya.
Ditambahkan, cecaran informasi yang keliru dalam penandaan di Google Maps, dikhawatirkan bisa memicu stigma di wilayah kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani, jika terus dilakukan secara sporadis.
"Jangan sampai nama-nama yang kurang layak itu, menimbulkan stigma yang tidak baik terhadap wilayah Kabupaten Pati dan Kecamatan Sukolilo," pungkasnya.
Ulah netizen ini dipicu, lantaran seorang bos rental asal Jakarta meninggal dunia usai diamuk massa di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kamis (6/6). Saat itu korban hendak mengambil unit mobil yang hilang di wilayah tersebut.
Meski sejumlah tersangka telah diringkus, tetapi stigma yang dihembuskan di sosial media (sosmed) masih menggema. Terlebih, saat tim gabungan Polda Jateng dan Polresta Pati menyisir wilayah itu untuk memburu terduga pelaku, Rabu (12/6). Polisi malah berhasil menyita sebanyak 33 sepeda motor dan 6 mobil yang diduga bodong.