Home Liputan Haji Batu-batu Merajam, Setan Kecil, Sedang dan Besar Terkapar

Batu-batu Merajam, Setan Kecil, Sedang dan Besar Terkapar

Mina, Gatra.com- Pletak! Pletak! Batu-batu kerikil yang terlontar dari ribuan tangan menghantam tembok batu dan luruh ke dalam lubang penampungan. Itulah suasana prosesi melempar tiga jumrah di hari kedua, 11 Zulhijah 1445 atau 17 Juni 2024 di Jamarat -tempat melempar jumrah di Mina. Berdasarkan pantauan di lapangan, jemaah mulai mendatangi 'setan' menjelang pukul 00.00, 17 Juni.

Tanpa ba bi bu mereka langsung menghujani setan dengan batu. Padahal waktu belum memenuhi syarat. Ketika diberitahu, ada yang tetap nekat, ada yang mengurungkan. Termasuk Muhammad, jemaah dari Yaman, ketika diberitahu waktu kurang dua menit. Dia menyorongkan ponselnya meminta untuk mengulangi pemberitahuan kami. Kemudian dia membaca terjemahan di ponsel itu dan manggut-manggut.

Setelah waktu 00.00 WAS sebagai tanda berganti hari, kami langsung menghujani setan dengan batu-batu kerikil. Bismillaahi Allahu Akbar.... dan setan pun terkapar. Setan kecil (Ula), sedang (wustha) dan Aqabah (besar) semuanya tumbang. Itulah simbolisasi, mereka yang sudah berhaji harus bisa melenyapkan setan-setan itu dari pandangan, pendengaran, dan hati. Sehingga pandangan, pendengaran dan hati bercahaya. Semua itu tercermin dari akhlak, sikap dan perilaku.  

Jemaah haji melontar tiga jumrah setelah menyelesaikan lontar jumrah Aqabah lalu Tahallul Awal, hari kedua di Mina, jemaah haji melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menetapkan waktu lontar jumrah jemaah haji Indonesia tanggal 11 Zulhijah yaitu pukul 05.00 – 11.00 WAS, PUKUL 11.00 – 17.00 WAS, DAN PUKUL 17.00 – 00.00 WAS.

Di antara waktu tersebut, jemaah bisa menyesuaikan waktu lontar pada saat sore hari atau malam dengan pertimbangan kondisi cuaca tidak panas atau lebih sejuk.

“PPIH mengingatkan jemaah agar mematuhi ketetapan waktu lontar jumrah yang telah ditentukan. Penetapan jadwal tersebut untuk meminimalisasi potensi risiko di tengah kepadatan jemaah di area lontar jumrah, serta semata untuk keselamatan jemaah,” terang Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Senin (17/06/2024).

“PPIH telah menempatkan petugas di sekitar area lontar jumrah untuk membantu mengarahkan dan memastikan jemaah haji indonesia melaksanakan lontar jumrah dengan aman,” sambung dia.

Widi mengimbau jemaah agar selalu berada dalam rombongan regu ataupun kloternya ketika berangkat dari tenda Mina ke jamarat dan saat kembali. “Tidak perlu tergesa-gesa ketika berjalan menuju jamarat, selain untuk menghemat tenaga juga untuk mempertimbangkan jemaah lain dalam rombongannya, khususnya jemaah wanita, disabilitas dan lansia,” imbaunya.

“Ketika akan kembali ke tenda , pastikan berada di jalur yang benar. Jangan melawan arus jalur jemaah, karena akan berpotensi tabrakan. ikuti arahan petugas, ketua regu, ataupun ketua rombongan,” pesannya.

Ia berpesan, saat jemaah akan melakukan aktivitas lontar jumrah, pastikan membawa bekal minuman untuk menjaga hidrasi tubuh. Membawa identitas diri berupa paspor, visa, gelang tangan, serta identitas rombongan yang mudah dikenali oleh rekan lainnya.

“Antarjemaah agar saling bantu bila jemaah lain mendapatkan kesulitan. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang bersiaga penuh di sepanjang jalur jamarat,” ucapnya.

Selama di Mina, Widi menyampaikan, jemaah agar fokus melakukan aktivitas ibadah dengan memperbanyak zikir, mengingat dan mendekat kepada Allah, mengagungkan Asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Al-Qur’an, kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.

Selingi zikir dengan berdoa kepada Allah, karena Mina termasuk tempat mustajab. Langitkan doa-doa dan harapan terbaik bagi pribadi, keluarga dan untuk bangsa kita tercinta,” tuturnya.

“Bila tidak ada keperluan mendesak, jemaah sebaiknya tetap berada di tenda. Upayakan memakai masker selama di luar tenda, mengingat kawasan Mina yang padat dan berdebu. Kenali dengan baik identitas dan jalur menuju tenda masing-masing agar tidak tersesat,” pungkas dia.

Hingga hari ini, tercatat jemaah haji reguler yang wafat di Tanah Suci berjumlah 120 orang dengan rincian; wafat di Bandara 3 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang dan di Arafah 9 orang. Jemaah haji khusus yang wafat berjumlah 8 orang.

223