Jakarta, Gatra.com– Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal mengatakan bahwa pemulihan Bitcoin merupakan momentum bagi investor untuk mengoptimalkan peluang dengan mulai mempertimbangkan instrumen investasi berisiko tinggi, seperti kripto. Selain itu, iklim investasi kripto juga mendapat angin segar dari berbagai faktor lain.
Adopsi institusional terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya terus meningkat, dengan beberapa perusahaan besar mulai mempertimbangkan kripto sebagai bagian dari portofolio investasimereka. Hal ini menunjukkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap potensi jangka panjang aset digital.
Baca juga: Transaksi Kripto di Indonesia Meningkat, Potensi Pasar Menjanjikan
"Adopsi kripto yang semakin luas dengan munculnya ETF kripto diberbagai negara telah membuka peluang baru bagi investor untuk berinvestasi di kripto dengan cara yang lebih mudah dan aman. Hal ini meningkatkan kredibilitas industri kripto dengan menunjukkan bahwa kripto diterima oleh lembaga keuangan arus utama," kata Iqbal dalam media gatheringnya di Jakarta, Kamis (13/6).
Sebagai informasi, pergerakan harga Bitcoin kembali mendekati level US$70.000 atausekitar Rp1,13 miliar (kurs Rp16.242). BTC menyambut baik angka inflasi Amerika Serikat pada bulan Mei 2024 yang lemah, sempat melonjak menjadi US$69.400, naik hampir 4% selama sepekan terakhir.
Setelah angka inflasi AS yang turun memunculkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh TheFed dalam waktu dekat. Pada pertemuan bulan Juni, The Fed telah memutuskan pertahankan suku bunganya, ini merupakan sebuah langkah yang memberikan pengaruh penting padaharga Bitcoin (BTC).
Baca juga: Di Kampus UI, INDODAX Ungkap Pentingnya Sinergi dalam Edukasi Kripto
The Fed memutuskan untuk pertahankan suku bunga antara 5,25%–5,50%. Hal inibertentangan dengan proyeksi bahwa The Fed mungkin akan mengikuti jejak bank sentral G7lainnya yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Meski begitu, harapannya adalahpengumuman Federal Reserve akan membantu meningkatkan momentum bullish BTC untuk membantunya menguji ulang level resistensi di US$70.000.
Iqbal menyebut kalau tahun 2024 ini pasar kripto, khususnya bitcoin sedang dalam kondisi bullish alias pasar akan naik. "Cenderung naik setahun ke depan. Bitcoin jadi index tahun itu dan ikutan naik. Bitcoin merupakan aset besar dan kripto pertama," jelasnya.
Baca juga: INDODAX: RWA Menjadi Aset Unggulan untuk Berinvestasi
Secara kondisi ekonomi makro global juga menunjang pasar kripto. Iqbal menyebut kecenderungan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk ketujuh kalinya secara beruntun pada Rabu (12/6) waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (13/6).
"Ekonomi makro menunjang banget, kecenderungan The Fed tahan suku bunga, Bank Sentral lain akan ikutan sehingga bunga simpanan rendah. Jadi cara cari return tinggi masuk aset punya risiko tinggi, seperti pasar modal atau aset kripto," ungkap Iqbal.