Jakarta, Gatra.com – Aparat keamanan dan seluruh elemen terkait harus tetap siaga mengamankan objek vital nasional (Obvitnas), salah satunya Unit Layanan Transmisi dan Gardu (UTLG) Induk PLN Bekasi, Jawa Barat (Jabar).
Guna menguji kesiapan aparat keamanan, khususnya kepolisian dari Polres Metro (Polrestro) Bekasi bersama Nawakara dan PLN menggelar simulasi pengamanan Obvitnas ULTG PLN Bekasi.
Wakasat Samapta Polres Metro Bekasi, AKP. Hotman Hutajulu, S.H., M.H., dalam keterangan pada Kamis, (13/6), menyampaikan, kegiatan ini tidak hanya menguji efektivitas respons tim dalam menghadapi huru-hara dan ancaman bom, tetapi juga mengimplementasikan teknik persuasif dan humanis dalam penanganannya.
“Simulasi penanganan huru-hara di objek vital nasional sangat penting guna memberikan pemahaman tentang antisipasi preventif terhadap gangguan keamanan di sekitar objek vital seperti PLN,” katanya.
Ia menjelaskan, saat terjadi hal yang tak diinginkan, misalnya bentrokan di lapangan, diharapkan satuan pengamanan mengetahui dan memahami tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian fatal namun tetap dengan cara persuasif dan humanis agar tidak terjadi bentrokan di lapangan.
Pengamanan berbagai Obvitnas ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah dalam hal ini aparat keamanan dengan pihak swasta hingga masyarakat sekitar.
Terlebih lagi, ini sudah diatur melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Obvitnas karena peran pentingnya bagi kehidupan bangsa dan negara, yang ditinjau dari aspek ekonomi politik, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Consultation & Training Division Head Nawakara, M. Nuruli Kholiq, menyampaikan, pihaknya selaku perusahaan yang memiliki jasa konsultansi dan keamanan, terpanggil untuk ambil bagian dalam simulasi pengamanan Obvitnas.
Ia menilai, simulasi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemampuan tim pengamanan di lapangan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan merespons cepat terhadap situasi yang mungkin mengganggu keamanan publik dan Obvitnas.
Menurutnya, satuan pengamanan dari Nawakara dapat membantu pihak kepolisian untuk lebih cepat mengantisipasi dan melaporkan kejadian yang dapat mengganggu keamanan di Obvitnas.
“Kami berharap bahwa ini akan menjadi rangkaian simulasi yang akan dilakukan secara berkala guna memperkuat kerja sama antara instansi lainnya dalam pengamanan Obvitnas,” katanya.
Dalam simulasi tersebut, warga mulai melakukan demonstrasi di pintu masuk utama kantor ULTG Induk PLN Bekasi atas tuntutan kompensasi gangguan yang dirasa dari operasional PLN. Kondisi menjadi semakin kritis ketika ada laporan bahwa bom telah dilemparkan ke dalam area ULTG PLN Bekasi.
Sebagai tindak lanjut, tim satuan pengamanan (Satpam) Nawakara berkoordinasi dengan pihak internal PLN dan kepolisian. Atas hal tersebutlah, diputuskan untuk mendatangkan Tim Jibom Gegana Brimob Kelapa Dua ke lokasi agar segera bertindak mengamankan area dan menyeterilkan lokasi dari benda yang mencurigakan.
Pihak PLN kemudian melakukan dialog dengan perwakilan warga sekitar. Selama dialog berlangsung, tindakan persuasif dan pendekatan humanis tetap dilakukan oleh Satpam Nawakara yang juga dibantu oleh pihak kepolisian untuk meredam para demonstran.
Simulasi ini senantiasa mengadopsi pendekatan yang tidak hanya efektif dalam menangani ancaman secara langsung, tetapi juga dalam memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat. Dengan begitu, stabilitas keamanan sosial di lingkungan yang rawan konflik bisa terjaga.
Kepala Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) ULTG Harapan Indah, Muhammad Jainal, menjelaskan, respons cepat dan komunikasi efektif antartim memungkinkan untuk meredam situasi dan menghindari kerusakan lebih lanjut.
“Kami juga melakukan dialog dengan warga untuk menjelaskan pentingnya PLN sebagai objek vital nasional dan memastikan bahwa tuntutan mereka akan ditangani melalui program CSR,” ungkapnya.
Kolaborasi antara Nawakara, PLN, dan Kepolisian dalam simulasi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat keamanan nasional. Melalui kerja sama yang baik, masing-masing pihak menunjukkan komitmen dalam menghadapi ancaman dengan cara yang efektif dan humanis, memastikan bahwa Obvitnas dapat terus beroperasi tanpa gangguan dan juga tanpa harus mengurangi kenyamanan masyarakat di sekitar Obvitnas.