Jakarta, Gatra.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga stabil. Kondisi tersebut didukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat permodalan yang kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Ketua OJK Mahendra Siregar menilai, meningkatnya ketidakpastian global tersebut diakibatkan oleh masih tingginya tensi geopolitik, potensi meluasnya perang dagang serta kinerja perekonomian global yang masih di bawah ekspektasi.

“Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Mei 2024 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil,” kata Mahendra dalam konferensi pers hasil RDK Bulanan, Senin (10/6).

Mahendra menjelaskan bahwa, tensi perang dagang kembali meningkat akibat dari kenaikan tarif Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara latin terhadap produk-produk dari Tiongkok, baik produk green, teknologi maupun besi/baja.

Lebih lanjut, di AS tekanan inflasi kembali mereda di tengah modernisasi tenaga kerja dan kinerja sektor rill sehingga mendorong meredanya tekanan di pasar keuangan global.

“Sementara otoritas moneter Eropa diperkirakan akan lebih akomodatif untuk mendorong perekonomian yang lemah di tengah tingkat inflasi yang mulai mereda,” jelasnya.

Kemudian, Bank sentral Tiongkok mengambil langkah akomodatif sejalan dengan pemerintahannya yang menerbitkan insentif fiskal yang agresif, yang dibiayai oleh penerbitan special long-term bonds sebesar 1 triliun yuan atau sekitar US$138 miliar.

Sementara di ekonomi domestik pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal I-2024 lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Hal ini diiringi oleh pengeluaran pemerintah dan lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), sejalan dengan periode pemilu, kebijakan kenaikan gaji, pembayaran THR ASN dan Pensiunan, serta periode Ramadan dan Lebaran.