Jakarta, Gatra.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, memberikan apresiasi tinggi terhadap rencana pembangunan kereta gantung pariwisata di kawasan wisata terpadu Ciater, Kabupaten Subang.
“Saya mengucapkan selamat karena (rencana) ini sudah lama ditunggu dan ini merupakan kabar yang sangat baik,” kata Sandiaga dalam keterangan resminya.
Dirinya berharap rencana ini mampu memperkuat daya tarik wisata di Jawa Barat. Selain itu, dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan mendukung tercapainya target penciptaan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru di sektor Parekraf pada 2024.
Menindaklanjuti rencana pembangunan tersebut, telah dilakukan penandatanganan MoU kerja sama investasi oleh Presiden Direktur PT Kamara Citra Destinasi Indonesia sekaligus Representatif POMA Perancis, Sapta Nirwandar dan Direktur Utama PT Sari Bumi Mas, Supriyanto, dalam acara International Tourism Investment Forum 2024 yang digelar di Swissotel PIK, Jakarta, kemarin (5/6).
Penandatanganan MoU ini disaksikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Direktur Eksekutif UN WTO, Natalia Bayona.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Sari Ater, Herrie Hermanie Soewarma, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari rencana pengembangan kawasan Sari Ater seluas 100 hektare dari total rencana 400 hektare.
Adapun, untuk tahap awal pengembangan kawasan akan dilakukan di lahan seluas 100 hektare dan berfokus pada fasilitas pendukung pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions/MICE).
“Kawasan ini nantinya akan dilengkapi dengan berbagai atraksi dan sarana pariwisata, termasuk resort, yang mendukung kegiatan pariwisata lebih luas seperti MICE. Seluruh sarana dan prasarana ini akan menjadikan Sari Ater sebagai "The First Resort Cable Car in Indonesia,” kata Herrie.
Selanjutnya, Representatif POMA Perancis, Panca R. Sarungu, mengatakan bahwa kereta gantung di Sari Ater akan dibangun bekerja sama dengan Pomagalski S.A. atau POMA, perusahaan kereta gantung asal Perancis.
Teknologi yang digunakan oleh kereta gantung tersebut, lanjut dia, akan lebih modern dibandingkan dengan kereta gantung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
“Selama ini yang kita tahu cable car hanya ada di TMII dan Ancol dari tahun 1970-an. Itu sudah lama sekali. Padahal, kalau kita berwisata ke negara lain, kita suka naik cable car yang lebih modern, dan mudah-mudahan kita bisa segera punya cable car," ujar Panca.
Representatif POMA Perancis lainnya, Sapta Nirwandar, juga menyatakan bahwa tahap pertama pembangunan kereta gantung ini membutuhkan investasi sekitar Rp600-700 miliar.
“Di fase pertama, kita akan membangun yang pendek dulu di dalam kawasan. Pengembangan ke depannya (cable car) akan menyambung sampai ke Tangkuban Perahu, itu bisa 5 kilometer,” jelas Sapta.
Sapta optimis rencana kerjasama ini akan menarik minat investor karena selain rencana pengembangan yang matang, Sari Ater juga merupakan salah satu destinasi yang kaya akan potensi, dengan 1,7 juta kunjungan wisatawan dalam satu tahun. Dia juga memastikan kehadiran cable car nantinya akan memperkuat daya tarik kawasan dengan teknologi terbaik yang dihadirkan oleh POMA.
“Kita tahu Sari Ater adalah tempat yang sangat indah dan nyaman. Apalagi daya tarik dari thermal (air panas) saat ini sedang menjadi tren di negara-negara Eropa," tambahnya,” tutup Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011-2014 dan Chairman Indonesia Tourism Forum tersebut.