Pati, Gatra.com - Punden Mbah Kopek, Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, selalu menjadi magnet warga luar daerah untuk berkunjung setiap sedekah bumi.
Sebanyak ribuan massa dari luar daerah, dapat dipastikan selalu membanjiri kawasan tersebut untuk berburu berkah berupa nasi dan lauk yang diwadahi tlandik. Tlandik adalah anyaman bambu untuk membungkus nasi berkat.
Sebelum dibagikan, ribuan tlandik dikumpulkan di punden. Kemudian, sesepuh dan perangkat desa mengitari Punden Mbah Kopek sebanyak tujuh kali, untuk kemudian membacakan doa-doa.
Kepala Desa Lahar, Sarwanto, mengatakan, Tlandik itu dikumpulkan dari setiap rumah warga, di mana setiap kepala keluarga (KK) menyerahkan masing-masing dua tlandik.
"Berkatnya jumlahnya ribuan. Ini berkat dari warga masing-masing KK dua berkat. Sedangkan di sini ada 1670 KK. Kalau warga yang berebut berkat ini dari luar Lahar," ujarnya, Kamis (30/5).
Sebagian masyarakat percaya, tlandik yang sudah didoakan di Punden Mbah Kopek memiliki banyak manfaat dan keberkahan bagi yang percaya.
"Berkat ini sangat banyak sekali manfaatnya. Biasanya dijemur kemudian ditaburkan di sawah-sawah yang kurang sehat tanamannya. Itu dipercaya menjadi tanah tanaman supaya subur," ungkapnya.
Sedangkan makna memutari punden sebanyak tujuh kali, diartikan sebagai tawaf. Ritual ini sudah berlangsung sejak Desa Lahar berdiri.
"Setiap hari Kamis Pahing diadakan sedekah bumi di Lahar. Di sini ada tujuh kali putaran mengelilingi punden. Maksudnya seperti orang haji, tawaf. Berdoa supaya masyarakat di sini mendapatkan berkah dan kesehatan," bebernya.
Diceritakan, Mbah Kopek merupakan pendiri Desa Lahar yang berasal dari Desa Ngurensiti, Kecamatan Wedarijaksa. Mbah Kopek ini dipercaya tidak meninggal dunia dan hanya moksa.
"Mbah Kopek Saudara dari Mbah Singopadu Ngurensiti. Di sini tidak makamnya, tapi ini petilasannya," kata dia.
Endang Susilowati, seorang warga Desa Sumbermulyo, mengaku rela mengantre selama berjam-jam lamanya untuk mendapatkan tlandik di petilasan Mbah Kopek. Selain untuk dimakan sekeluarga, tlandik yang didapat juga bakal ditebar di sawah.
"Saya di sini jam 10 sedangkan acara dimulai sekitar jam 12. Tapi yang penting dapat berkat bisa buat keluarga dan dibagikan tetangga. Nasi nanti juga bisa dikeringkan jadi karak. Nanti disebar di sawah supaya subur tanahnya," tuturnya.