Home Ekonomi Pertamina Dinilai Sukses Kelola Blok Rokan dan Mahakam

Pertamina Dinilai Sukses Kelola Blok Rokan dan Mahakam

Jakarta, Gatra.com – PT Pertamina (Persero) berhasil meningkatkan produksi migas di Blok Rokan, Riau, dan Blok Mahakam, Kalimantan Timur (Kaltim), setelah mengakuisisi kedua blok migas raksasa tersebut.

“Setelah setahun dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), pada 2019 produksi Blok Mahakam sebesar 32,1 ribu barel minyak per hari dan gas sebesar 640 juta standar kaki kubik yang menempatkan blok migas ini sebagai salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia,” kata Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), dalam keterangan pers dikutip pada Rabu (29/5).

Fadjar menyampaikan, pihaknya terus melakukan pengeboran secara agresif. Pada tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam, yakni puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.

Pada tahun 2023, Pertamina kembali berhasil mendapatkan penemuan baru (discovery) gas dan kondensat di sumur eksplorasi Adiwarna-1x di Blok Mahakam. Pengeboran yang mencapai kedalaman akhir sumur 4.290 meter ini berhasil menemukan lapisan hidrokarbon gas dan kondensat.

Demikian juga di Blok Rokan, lanjut Fadjar, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) aktif menjalankan program pengeboran. Produksi minyak PHR saat ini mencapai 161 ribu barrel oil per hari (MBOPD), lebih tinggi dibandingkan produksi sebelum alih kelola. Melalui pengeboran tersebut, volume cadangan migas blok Rokan pun meningkat puluhan juta barel setelah satu tahun alih kelola.

PHR berhasil melakukan tajak lebih dari 1.000 sumur, eksekusi 15.000 kegiatan Work Over (WO) dan Well Intervention Well Services (WIWS) yang menyerap 60% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Blok Rokan mencatatkan lifting migas sekitar 59 juta barel selama tahun 2023. Pencapaian ini merupakan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 57,3 juta barrel,” ujar Fadjar.

Pada tahun 2024, PHR terus meningkatkan produksi migas dengan melakukan pengeboran yang terintegrasi untuk menghadirkan sumur minyak yang berkualitas, efisien, andal, dan selamat. Sebanyak 570-an sumur akan ditajak guna menambah cadangan minyak nasional di WK Rokan.

“Pertamina berhasil menempatkan kembali Blok Rokan sebagai penyumbang produksi minyak tertinggi di Indonesia, yakni sebesar 161.623 barel minyak per hari,” kata Fadjar.

Rokan merupakan blok migas paling produktif sepanjang sejarah perminyakan Indonesia yang memiliki lebih dari 11 ribu sumur aktif, 13 ribu km jaringan pipa, sekitar dua kali jarak Sabang-Merauke. Lebih dari 11 miliar barel minyak mentah telah diproduksi dari WK Rokan dari sejumlah lapangan-lapangan besar, di antaranya Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.

Pengamat ekonomi dan bisnis dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Acuviarta Kartabi, menilai Pertamina sukses mengelola kedua blok migas raksasa tersebut dan layak untuk diapresiasi.

“Peningkatan produksi yang dilakukan Pertamina melalui blok raksasa itu, sangat mendukung ketahanan energi dalam negeri,” ujarnya.

Akademisi yang karib disapa Acu tersebut lebih lanjut menyampaikan, kemampuan Pertamina dalam menjalankan operasi dan bisnis hulu migas di Blok Rokan dan Mahakam dapat membawa semangat baru dan simbol kebangkitan nasional.

Menurutnya, capaian tersebut merupakan ikhtiar mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional serta memberikan dampak besar bukan hanya pada pencapaian target lifting migas dalam APBN, tetapi juga terhadap indikator makro ekonomi, baik fiskal maupun moneter.

Acu menilai, capaian positif tersebut sesuai dengan roadmap Pertamina saat mengambil alih kedua blok migas raksasa tersebut. Ini juga merupakan jawaban atas keraguan sejumlah pihak bahwa Pertamina mampu mengelola Blok Rokan dan Mahakam.

“Pertamina justru menunjukkan kemampuannya. Prinsipnya, saya kira itu sesuai dengan diharapkan,” ujarnya.

Namun demikian, Acu mengingatkan Petamina jangan cepat berpuas diri. Pertamina harus terus meningkatkan inovasi dan pembaruan teknologi agar upaya pengeboran sumur baru di kedua blok raksasa tersebut, dapat dikombinasikan dengan produksi sumur-sumur mature eksisting.

“Langkah-langkah efisiensi produksi juga harus terus ditingkatkan karena melalui langkah-langkah tersebut tidak saja kinerja produksi yang meningkat, tetapi juga kinerja finansial akan lebih baik,” katanya.

62