Madinah, Gatra.com- Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah memasuki hari ke-8. Sampai Senin (27/5) sore, sebanyak 151 kelompok terbang (kloter) telah diberangkatkan dari titik pengambilan niat (miqot) di Bir Ali.
Namun Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi masih menemukan jemaah laki-laki yang masih menggunakan pakaian berjahit saat di Bir Ali. Misalnya, menggunakan baju koko, kaos, peci, kaos kaki sarung hingga sepatu.
"Masih ada jemaah kita yang mau miqot, turun dari bus pakai kaos kaki, sepatu, peci bahkan ada yang pakai baju dan sebagainya, " kata Pembimbing Ibadah PPIH Arab Saudi, Habibur Rohman di Masjid Bir Ali, Senin (27/5).
Saat menemukan jemaah yang demikian, PPIH Arab Saudi yang bertugas di Bir Ali selalu mengingatkan jemaah. Bagi yang masih menggunakan sepatu, petugas akan meminta jemaah mengganti dengan sendal di bus.
Jika jemaah tidak membawa sendal, petugas telah menyiapkan sendal untuk jemaah. Habibur Rohman bilang dalam sehari petugas menyiapkan 15 pasang sendal untuk jemaah.
"Kita minta untuk melepas di atas bis , sepatu, kaos kaki dan lain-lain termasuk yang masib pakai kaos karena setelah salat sunnah mereka akan membaca niat umrah wajib bersama-sama," kata Habibur Rohman.
Hal yang sama juga terjadi di pada jemaah perempuan. Masih banyak ditemukan jemaah yang memakai masker atau cadar sehingga menutupi wajah. Padahal salah satu ihram bagi perempuan tidak menutup bagian wajah.
"Ada jemaah yang pakai cadar gak mau dibuka, mereka beralasan itu keyakinan mereka. Tapi minimal petugas sudah ingatkan," kata Habibur Rohman.
Habibur Rohman berharap jemaah yang akan menjalankan ibadah umrah wajib bisa memperhatikan detail yang demikian. "Harapan kami pembimbing ibadah di sektor dan kloter bisa mengingatkan lagi jemaah sebelum tiba di Bir Ali," kata Habibur Rohman.
Dia menambahkan, agar jemaah membawa sandal atau alas kaki masuk ke dalam masjid, sebagaimana saat mereka ada di Masjid Nabawi. Mengingat waktu singgah di masjid ini tidak lama sekaligus banyak jemaah dari berbagai negara yang datang. "Sebaiknya sendal di bawa ke dalam masjid seperti di Nabawi. Di sini bukan hilang tapi lupa simpan," kata Habibur Rohman mengakhiri.