Jakarta, Gatra.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja subsidi per 30 April 2024 mencapai Rp51,8 triliun. Nilai tersebut turun sebesar 16,5% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp62 triliun.
“Realisasi ini turun 16,5 persen. Ini enggak sedikit atau turun cukup tajam. Tapi ini tentu akan kita lihat perkembangan, dari konsumsinya, volume, kurs dan, harga minyak,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA edisi Mei 2024 di Kantor Kemenkeu Jakarta, Senin (27/5).
Bendahara Negara itu merinci, realisasi belanja subsidi energi hingga 30 April 2024 mencapai Rp42,2 triliun. Sedangkan subsidi nonenergi sebesar Rp9,4 triliun.
Adapun realisasi belanja subsidi terdiri dari Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 4,4 juta kiloliter. Angka tersebut turun 2,6% dibanding periode yang sama tahun lalu yang tersalur 4,4 juta kiloliter.
Kemudian, LPG 3KG direalisasikan sebanyak 2 juta metrik ton. Realisasi tersebut naik 0,8% dibanding tahun lalu yang sebesar 1,99 juta metrik ton.
Lalu, subsidi listrik direalisasikan sebanyak 40,3 juta pelanggaan. Adapun nilai tersebut naik 3% dibanding tahun 2023 yang sebesar 39,2 juta pelanggan.
Selanjutnya, realisasi Penyaluran KUR oleh perbankan yang telah disalurkan sebesar Rp90,5 triliun, atau itu meningkat 68,7% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Sementara penyaluran debitur KUR hingga 30 April 2024 meningkat 65,7% atau mencapai 1,6 juta orang. “Ini bagus bahwa operasi APBN memberikan manfaat yang sangat luas, mulai dari BBM, listrik, hingga KUR,” jelas Sri Mulyani.