Jakarta, Gatra.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan pajak mulai mengalami perlambatan. Pada April 2024, penerimaan pajak mencapai Rp624,19 triliun atau sekitar 31,38% dari target APBN 2024.
“Untuk SPT korporasi kita mengumpulkan Rp624,19 secara akumulasi,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA edisi Mei 2024 di Kantor Kemenkeu Jakarta, Senin (27/5).
Bendahara Negara itu merinci, peneriman pajak hingga akhir April 2024 berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas sebesar Rp377 triliun. Nilai tersebut mengalami kontraksi sebesar 5,43% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Menurutnya, kontraksi pada PPh nonmigas terjadi karena penurunan PPh tahunan badan yang mencerminkan penurunan profitabilitas tahun 2023, terutama pada sektor-sektor komoditas.
Kemudian, PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp218,50 triliun atau sekitar 26,93 dari target APBN 2024. Nilai tersebut naik sekitar 5,93% dari periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, PPh Migas tercatat sebesar Rp24,81 triliun atau sekitar 32,49% dari target. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 23,24% dari periode yang sama tahun 2023.
Sedangkan, PPB dan Pajak Lainnya tercatat sebesar Rp3,87 triliun atau sekitar 10,27% dari target. Capaian tersebut turun sekitar 22,59% dibanding tahun lalu.
“PPB dan pajak lainnya turun karena adanya tagihan pajak tahun lalu yang tidak terulang. Untuk PPh Migas ini penyebabnya adalah lifting yang selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun,” jelasnya.