Jakarta, Gatra.com - Hakim Agung Prof. Yulius memimpin program Mahkamah Agung Peduli menyerahkan bantuan ke korban bencana banjir bandang lahar dingin, di Sumatera Barat. Ketua Kamar Tata Usaha Negara Mahkamah Agung (TUN MA) ini mengajak para pengungsi yang merupakan keluarganya bersabar menghadapi musibah ini.
“Kami datang mewakili hakim-hakim agung dan keluarga besar Mahkamah Agung dan seluruh hakim di jajaran peradilan se-Indonesia, lebih khusus lagi karena ini daerah Sumatera Barat, para hakim kita dari Pengadilan Tinggi Padang dan Pengadilan Negeri se-Sumatera Barat,” kata Yulius saat dikutip wartawan dalam keterangannya, Rabu (22/5).
Yulius menyampaikan, uang tersebut merupakan hasil aksi spontan penggalangan donasi dari para hakim keluarga besar MA dan para hakim yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Menurutnya, para hakim menunjukkan antusiasme serta solidaritas mendalam di mana hanya dalam waktu tiga hari bantuan terkumpul hingga mencapai nominal besar.
“Kita semua tidak ingin hakim-hakim yang jauh hidupnya (tersebar) terpisah dari masyarakat. Kita menyatu dengan masyarakat. Rasa senasib sepenanggungan ini mesti terjaga dan terjalin kuat antar sesama,” tandas Yulius.
Yulius menambahkan, saat ini masih banyak masyarakat korban galodo yang butuh bantuan, baik moril maupun materil.
Dia berharap bantuan para hakim bisa meringankan beban keluarga korban serta dapat memantik gerakan kepedulian yang lebih massif di kalangan masyarakat.
“Kita berdoa semoga keadaan cepat pulih, apa yang kami lakukan ini kan sekadar segelas air untuk melepas dahaga, sekadar memberikan tisu penghapus air mata sementara, mudah-mudahan nanti gerakannya akan membesar,” harapnya.
Yulius beserta rombongan memberi langsung bantuan kepada korban di lokasi bencana seperti di Bukittinggi, Tanah Datar, dan Agam. Terdapat puluhan Kepala Keluarga penerima bantuan.
Diketahui, banjir lahar dingin menerjang sejumlah lokasi di Sumbar pada Sabtu (11/5) lalu. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Sabtu (18/5) jumlah korban jiwa akibat banjir lahar dingin Sumatera Barat mencapai 68 orang.
BNPB merincikan, 29 korban berasal dari Kabupaten Tanah Datar, 22 dari Kabupaten Agam, 2 dari Kota Padang Panjang, 2 dari Kota Padang, 1 dari Padang Pariaman, dan 5 lainnya masih belum teridentifikasi. Saat ini, masih ada 14 orang yang hilang dan belum ditemukan. Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian, dengan fokus di Kabupaten Tanah Datar (13 orang) dan Kabupaten Agam (1 orang).