Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) mencatat pada April 2024, kredit tumbuh sebesar 13,09% secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding dibanding Maret 2024, yang tumbuh sebesar 12,40% (yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit di banyak sektor, seperti sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan kredit perbankan terus meningkat. Pada April 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 13,09 persen,” kata Perry dalam Konferensi pers RDG bulanan Mei 2024, Rabu (22/5).
Perry menjelaskan, tingginya permintaan kredit diberbagai sektor tersebut dipengaruhi oleh sisi penawaran, sejalan dengan terjaganya appetite perbankan yang didukung oleh tingginya permodalan, berlanjutnya strategi realokasi aset ke kredit oleh perbankan, dan diterapkannya Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang menjaga kecukupan likuiditas perbankan.
Pertumbuhan kredit tersebut juga ditopang oleh pertumbuhan DPK yang terus meningkat, yang mencapai 8,21% (yoy) pada April 2024. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja korporasi dan rumah tangga yang tetap terjaga baik.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi yang masing-masing tumbuh sebesar 15,69% (yoy), 13,25% (yoy), dan 10,34% (yoy). Pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi sebesar 14,88% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 7,30% (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, Perry menilai pertumbuhan kredit 2024 akan terus meningkat menuju batas atas kisaran prakiraan 10-12%.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif dan mempererat sinergi dengan Pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku usaha untuk mendukung peningkatan kredit/pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” jelasnya.