Jakarta, Gatra.com- Polri masih terus melakukan penyelidikan terkait dengan jatuhnya pesawat di Kawasan Lapangan Sunburst Bumi Serpong Damai (BSD), Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu (19/5).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan untuk kepentingan penyelidikan pihak pengelola Indonesia Flying Club dalam waktu dekat akan diperiksa Polres Metro Tangsel.
“Iya, dijadwalkan akan dilakukan klarifikasi untuk menjelaskan peristiwa itu. Peristiwa pesawat jatuh,” kata Ade Ary saat ditanya awak media, Selasa (21/5).
Ade Ary mengatakan pemeriksaan terhadap pengelola Indonesia Flying Club ditujukan untuk mengetahui lebih detail baik dari izin maupun prosedur pengoperasian pesawat.
“Ada korbannya. Pesawat ini milik siapa, pergeseran pesawat ini dari mana ke mana kemudian akhirnya jatuh. Saksi yang di TKP, apa yang dilihat,” kata dia.
“Iya, tentunya pesawat itu ada pemiliknya. Apakah badan hukum atau perorangan ini kami dalami terus untuk diklarifikasi menjelaskan proses pesawat take off landing di mana rutenya mana. Maksud dan tujuannya,” tambahnya
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengatakan, pesawat tersebut milik Indonesia Flying Club.
“Itu bukan pesawat (dari Sekolah Penerbangan) Curug, tapi Indonesia Flying Club,” kata Adita Irawati, dikutip dari Antara, Minggu.
Mengenai kronologi kecelakaan, otoritas di Kementerian Perhubungan masih mengumpulkan informasi mengenai kejadian tersebut.
"Saya sedang mengumpulkan informasi," ujarnya.
Adapun untuk jenis pesawat merupakan pesawat PK-IFP, yang diawaki oleh Pilot Capt Pulu Darmawan, Co-pilot Capt Suanda, serta Engineer Farid Ahmad.
Sementara itu, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur telah menerima tiga jenazah korban meninggal dalam insiden pesawat jatuh di kawasan BSD, Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (19/5).
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto mengatakan, saat ini seluruh jenazah awak pesawat jatuh tersebut sedang dalam proses identifikasi.
"Sudah dimulai (proses identifikasi) jadi untuk pemeriksaan luar saja. Sambil menunggu persetujuan keluarga apakah akan dilakukan autopsi atau pemeriksaan dalam, itu koordinasi dari pada penyidik kepada keluarga ini yang kami tunggu," kata Hariyanto di RS Polri, Minggu malam.
Nantinya, hasil autopsi jenazah korban yang telah disetujui oleh pihak keluarga akan bisa digunakan sebagai tambahan data untuk mengetahui penyebab pasti jatuhnya pesawat.
"Karena autopsi itu sebab kematian. Karena apa mungkin banyak sekali alternatif-alternatifnya yang perlu pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan yang lain sehingga agak lama," katanya.