Home Teknologi Murah dan Laris Manis di Cina, Xiaomi Timbang Banyak Hal Sebelum Boyong Mobil Listrik ke RI Meski Ada Insentif Pemerintah

Murah dan Laris Manis di Cina, Xiaomi Timbang Banyak Hal Sebelum Boyong Mobil Listrik ke RI Meski Ada Insentif Pemerintah

Sleman, Gatra.com - Menghadirkan mobil listrik di Indonesia memerlukan berbagai pertimbangan. Insentif dari pemerintah tak serta merta menggaet produsen untuk memboyong kendaraan listrik ke Tanah Air.

Hal itu disampaikan pihak Xiaomi Indonesia merespons ramainya kabar tentang hadirnya produk kendaraan listrik dari perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut.

"Kami memang telah memproduksi mobil listrik SU7. Namun saat ini produk tersebut baru ada di pasar Cina," kata Product Marketing Manager Xiaomi Indonesia, Rendy Tonggo, di Sleman, Yogyakarta, Jumat (17/5).

Ia menjelaskan, selama ini Xiaomi memang lebih dikenal sebagai produsen telepon pintar. Namun Xiaomi telah mengembangkan teknologinya dengan menciptakan seri ponsel, peranti rumah tangga, hingga mobil listrik dan robot.

"Itu semua menunjukkan bahwa Xiaomi hadir dan terus berinovasi. Satu kata yang ingin dikenal dari Xiaomi adalah inovasi," tuturnya.

Menurutnya, perlu waktu untuk menghadirkan mobil listrik Xiaomi ke Indonesia, kendati pemerintah telah memberi insentif bagi produk kendaraan listrik.

Insentif itu tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pedoman dan Tata Kelola Pemberian Insentif Impor dan/atau Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Dalam Rangka Percepatan Investasi.

Peraturan tersebut mengatur insentif pajak pada perusahaan yang berinvestasi atau mengimpor mobil listrik ke Indonesia seperti membebaskan dari sejumlah pajak.

"Menghadirkan mobil listrik membutuhkan banyak pertimbangan, seperti adanya ekosistem yang mumpuni. Ditunggu saja informarsi dari kami," ujar Rendy.

Diproduksi dalam tiga varian, mobil listrik SU7 keluaran Xiaomi bikin heboh karena telah dipesan hingga 50 ribu unit tak sampai setengab jam saat penjualannya dirilis, akhir Maret lalu di Beijing. Ini gara-garanya harga SU7 dianggap terlalu murah yakni di kisaran Rp470 juta - Rp660 juta.

Rendi menyatakan, mobil listrik menjadi bagin strategi inovasi dan pengembangan teknologi Xiaomi.

"Strategi Human x Car x Home menegaskan komitmen kami untuk menyediakan pengalaman terhubung yang menyeluruh dan lebih baik. Dengan mengintegrasikan manusia (human), mobil (car), dan rumah (home), kami ingin menciptakan interkonektivitas," paparnya.

Kendati belum bakal memboyong SU7 ke Indonesia, Xiaomi tetap berinovasi dalam melakukan konektivitas berbagai lini produk. Apalgi produk-produk ini menunjang aktivitas yang amat dinamis, terutama bagi generasi muda melalui promosi bertajuk #AlwaysReady

"Makanya kami Yogyakarta karena di sini banyak anak muda yang kreatif. Kami juga menggandeng berbagai komunitas, seperti komunitas pesepeda di Yogyakarta," tutur Rendy.

 

37