Home Politik Daryono, Mantan Ajudan Prabowo yang Berminat Atasi Kemiskinan di Jawa Tengah

Daryono, Mantan Ajudan Prabowo yang Berminat Atasi Kemiskinan di Jawa Tengah

Solo, Gatra.com – Bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah diramaikan dengan nama Sudaryono, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah. Mantan asisten pribadi Prabowo Subianto ini siap meramaikan Pilkada di Jawa Tengah dengan mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat Jateng, khususnya mengenai pengentasan kemiskinan.

Hal ini disampaikan Sudaryono saat menghadiri acara temu dengan relawan di Solo, Rabu (16/5) malam. Dalam acara tersebut Daryono mengenalkan diri sebagai orang yang dekat dengan Prabowo.

”Kalau sekarang Bapak dan Ibu mengenal Mayor Teddy, nah saya itu yang jadi mayor Teddy sebelumnya,” ujarnya mengenalkan diri.

Pria yang pernah menempuh pendidikan di Jepang ini mengatakan bahwa dirinya memiliki solusi untuk persoalan kemiskinan di Jawa Tengah. Mengingat Jawa Tengah merupakan provinsi dengan peringkat kemiskinan tertinggi kedua.

”Mau tidak mau, suka tidak suka, harus ada intervensi untuk kemiskinan. Katakanlah dia miskin ekstrem, dia lapar dan anaknya ndak bisa sekolah. Ya harus dibantu, cara bantunya ya kita punya rencana,” katanya.

Daryono pun menjelaskan dengan detail akan mengadopsi apa yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Yakni menyekolahkan anak-anak dengan latar belakang keluarga miskin ekstrem ke sekolah asrama.

”Jadi dia harus dikeluarkan dari lingkungan kurang gizi atau dimasukkan ke pesantren yang makanannya dijamin, tetapi dibiayai oleh negara. Bapaknya kita kasih kegiatan yang padat karya,” ujarnya.

Menurutnya, cara-cara tersebut diperlukan. Sebab bicara mengenai kemiskinan di Jawa Tengah, Sudaryono menilai pembangunan di provinsi ini agak tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya. Industri yang tumbuh juga tidak sebanyak di daerah lain, serta UMKM rendah.

”Padahal Jawa Tengah ini etos kerjanya tinggi, dia bangun subuh sudah langsung berangkat ke sawah. Sebelum panas ngentha-entha [matahari terik], dia enggak pulang. Dari sisi etos kerja, di manapun kalau ditanya, orang Jawa Tengah etos kerjanya bagus,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya menginginkan adanya hilirisasi industri di Jawa Tengah. Sebab dengan hilirisasi industri akan banyak membuka lapangan kerja baru.

”Saya punya pendapat bahwa UMKM itu penting, semua pekerjaan mulia. Tapi kalau makin hari makin banyak pedagang kaki lima, berarti pemerintah gagal menciptakan lapangan kerja. Karena orang jualan kaki lima, bisa jadi dia ingin jualan karena tidak punya usaha lain atau karena PHK dan ndak dapat pekerjaan lain,” ujarnya.

136