Lombok Barat, Gatra.com – Lembaga Survei Nusra Institut merilis hasil survei terkait elektabilitas dan popularitas para bakal calon bupati Pilkada Lombok Barat (Lobar) 2024. Survei dilakukan pada 27 April hingga 1 Mei 2024. Jumlah responden sebanyak 800 orang. Populasi dalam survei ini adalah DPT Pemilu 2024 di Lobar sebanyak 517.812 pemilih.
Direktur Survei Nusra Institut, Robi Setiawan pada Selasa (14/5), mengungkapkan, tujuan dilakukan survei untuk mengetahui tingkat elektabilitas dan popularitas beberapa tokoh yang potensial sebagai calon bupati atau wakil bupati.
Menurutnya, untuk pertanyaan terbuka, jika Pilkada Lobar digelar hari ini, siapa Anda pilih? Responden spontan menjawab sejumlah tokoh, yakni Sumiatun dengan elektabilitas 15,9 persen, Lalu Ahmad Zaini 12,1 persen, Nauvar Furqoni Farinduan 12,1 persen, dan Nurhidayah 11,8 persen.
Kemudian, TGH Mahalli Fikri 2,9 persen, Khairatun Fauzan Khalid 2,4 persen, Nurul Adha 0,9 persen, Indra Jaya Usman 0,8 persen, Lalu Ismail 0,4 persen, Lalu Ivan Indaryadi 0,3 persen, Ibnu Salim 0,3 persen, Surya Bahari 0,1 persen, H Rahman Sahnan Putra 0,1 persen, dan Imam Kafali 0,1 persen.
“Umumnya top mind tokoh-tokoh Lobar di bawah 15 persen, kecuali Hj Sumiatun, sedikit di atas 15 persen yakni 15,9 persen,” ujarnya.
Adapun tingkat popularitas tokoh (pernah melihat foto atau mendengar nama), Sumiatun tingkat popularitasnya tertinggi, yakni 51,8 persen, Lalu Ahmad Zaini 39,6 persen, Nauvar Furqoni Farinduan 36,6 persen, dan Nurhidayah 33,1 persen.
Selanjutnya, TGH Mahalli Fikri 19,1 persen, Khairatun Fauzan Khalid 18,5 persen, Nurul Adha 11,4 persen, Lalu Ivan Indaryadi 10,5 persen, Indra Jaya Usman 8,6 persen, Ibnu Salim 5,5 persen, Imam Kafali 4,8 persen, Surya Bahari 3,0 persen, dan Rahman Sahnan Putra 2,5 persen.
Jika pernyataan mungkinkah pilihan berubah? Apakah pilihan sudah mantap atau masih ragu? Sebanyak 67,6 persen menyatakan sudah mantap, pilihan tidak mungkin berubah. Sedangkan sebanyak 32,4 persen menyatakan masih ragu, pilihan mungkin berubah.
Dalam simulasi 8 orang nama, 30,5 persen menyatakan, masih ragu-ragu, 0,4 persen golput atau 69,1 memilih nama tertentu. Sementara dari yang memilih nama, 32,4 persen menyatakan masih mungkin berubah pilihannya (setara 22,39 persen).
“Sehingga 53,29 persen pemilih masih teridentifikasi sebagai undecided voter dan swing voter, juga golput,” ungkapnya.