Rafah, Gatra.com – Sejumlah warga di Rafah, menyebut tank-tank Israel, yang berlindung dari tembakan keras dari udara dan darat, bergerak lebih jauh ke Jabalia di Jalur Gaza utara pada hari Senin.
Reuters, Senin melaporkan, (13/5), di Jabalia, tank-tank berusaha bergerak menuju jantung kamp, yang terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza.
Warga mengatakan peluru tank mendarat di tengah kamp dan serangan udara telah menghancurkan sejumlah rumah.
Pasukan Israel memaksa ratusan warga Palestina yang tinggal di tempat penampungan untuk meninggalkan daerah tersebut dan menuju ke “zona aman”, yang penuh sesak di mana kelompok hak asasi manusia mengatakan kondisinya sudah lebih dari mengerikan.
Di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, Israel meningkatkan pemboman udara dan darat di wilayah timur kota tersebut, menewaskan banyak orang dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di lingkungan Brasil.
Warga mengatakan tank-tank Israel kini ditempatkan di sebelah timur Jalan Salahuddin yang membelah bagian timur kota, dan jalan raya tersebut terputus akibat pertempuran sengit. Warga menambahkan bahwa bagian timur Rafah tetap menjadi “kota hantu”.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan pejuang mereka terlibat dalam baku tembak dengan pasukan Israel di salah satu jalan di timur Rafah, dan di timur Jabalia.
Di Israel, militer membunyikan sirene beberapa kali di daerah dekat Gaza, memperingatkan potensi peluncuran roket dan atau mortir lintas batas Palestina.
Pada Sabtu malam, militer Israel mengklaim pasukan yang beroperasi di Jabalia menghalangi Hamas, yang menguasai Gaza, untuk membangun kembali kemampuan militernya di sana.
“Mereka melakukan pengeboman di mana-mana, termasuk di dekat sekolah yang menampung orang-orang yang kehilangan rumah,” kata warga Jabalia, Saed, 45 tahun, kepada Reuters melalui aplikasi obrolan pada hari Minggu.
“Perang dimulai kembali, seperti inilah yang terlihat di Jabalia,” katanya.
Tentara mengirim tank kembali ke Zeitoun, serta Al-Sabra, di mana penduduk juga melaporkan pemboman besar-besaran yang menghancurkan beberapa rumah, termasuk bangunan tempat tinggal bertingkat tinggi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Minggu memperingatkan bahwa Israel berisiko menghadapi pemberontakan di Gaza tanpa rencana pascaperang untuk wilayah tersebut.
Israel telah membunuh sedikitnya 35.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza. Pengeboman tersebut telah menghancurkan daerah kantong pesisir dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.
Israel mengatakan 620 tentara tewas dalam pertempuran itu, lebih dari separuhnya tewas dalam serangan awal Hamas pada 7 Oktober.