Home Hukum Kades Rambitan Bantah Tudingan Penyerangan ke Desa Meninting-Lombar atas Perintahnya

Kades Rambitan Bantah Tudingan Penyerangan ke Desa Meninting-Lombar atas Perintahnya

Mataram, Gatra.com – Kasus penyerangan warga Rambitan dan sebagian warga Ketare, Lombok Tengah yang menimpa warga Meninting, Lombok Barat menelan dua korban hingga dilarikan ke Rumah Sakit pada Jumat malam (10/5), sekitar pukul 23.00 WITA, disesalkan oleh Kades Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Lalu Minakse.

Ia tegas membantah aksi yang dilakukan warganya ini bukan atas perintahnya, namun puluhan warga spontan datang dengan tujuan mengambil motor yang tertinggal saat insiden sebelumnya. Bukan melakukan penyerangan.

Pihaknya juga langsung datang ke Lombok Barat mengimbau warga menarik diri.

“Ini kesalahpahamanan anak- anak muda di jalan. Karena anak- anak ini motornya ditahan, makanya disusul sama warga. Jadi warga ke sana untuk mengambil motor. Bukan untuk menyerang,” ungkap Lalu Winakse pada Sabtu (11/5).

Adapun warga membawa senjata tajam karena mendapat informasi bahwa warga Montong bersiap dengan tombak dan lainnya.

“Ini anak kandung saya yang jadi korban makanya saya juga ke sana jemput tadi malam sekaligus menghalau warga. Kapasitas saya sebagai Kades bukan sebagai orang tua,” tambahnya.

Pihaknya memastikan kedatangan warga Rembitan ini bukan karena pemukulan tetapi murni mengambil motor. Pihaknya mengakui bahwa kejadian yang menimpa anaknya ini terjadi secara spontan.

“Jadi anak saya lewat dan dikira nyenggol orang, terus disetop dan dipukul sama warga di sana sehingga warga kami datang dan bahkan saya kejar warga ke Kebon Roek untuk menghalau warga saya, karena titik kumpul di sana. Sesampai saya di sana sudah kita larang tapi tidak bisa kita berbuat apa-apa,” tegasnya.

Kades Rambitan, Lalu Minaksa, mengatakan, tidak pernah memerintahkan warganya untuk melakukan penyerangan. (GATRA/Ist)

Pihaknya memastikan bahwa tidak ada instruksi dari dirinya. Namun ia mengakui bahwa massa banyak berdatangan.

Apalagi yang menjadi korban bukan hanya anaknya tetapi juga teman anaknya yang berasal dari Desa Ketara. Sehingga sebenarnya yang datang itu bukan hanya dari Desa Rembitan tetapi ada juga dari desa lainnya seperti Desa Ketara.

“Malah anak saya sampai detik ini tidak pernah ngasih tahu kalau dia ribut. Tapi temen-temennya yang lain yang jadi korban juga ngasih tahu ke keluarga masing-masing, sehingga berangkat,” tandasnya.

Ia kembali menegaskan, anaknya dipukul saat bersama temannya yang berasal dari Desa Ketara. Sehingga yang datang sebenarnya bukan hanya warga Desa Rembitan tetapi juga warga Desa Ketara.

“Tapi warga Desa Ketara belum sampai lokasi. Hanya empat orang yang sampai lokasi yakni orang tua dan paman dari yang dikeroyok ini. Kalau yang lain sedang dalam perjalanan,” terangnya.

Pihaknya mengaku sudah berusaha untuk menghalau massa, terlebih saat penyerangan berlangsung sebagian warga Desa Ketara dan Rembitan juga masih dalam perjalanan. Sehingga pihaknya langsung mengimbau warga untuk balik agar tidak terjadi penyerangan lebih besar.

“Sekarang belum ada upaya mediasi, karena kalau mereka melapor maka saya juga akan melapor kaitan dengan penganiayaan. Karena dua kali sudah anak saya dianiaya sebelum kejadian ini dan anak saya masih lebam sampai sekarang,” tandasnya.

842