Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengatakan, pendidikan vokasi tidak bisa hanya menunggu untuk pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk datang dan berkolaborasi. Guna mencapai kolaborasi, vokasi juga diminta untuk terus bertukar informasi tentang peluang untuk memperluas kemitraan.
Kiki menilai, insan pendidikan vokasi merupakan konsumen dari industri retail yang menjadikan bisnis retail tetap hidup. Dalam artian, bisnis retail dan pendidikan vokasi saling membutuhkan. Sehingga, dari sini Kiki melihat adanya kesempatan bagi pendidikan vokasi kolaborasi dengan industri retail.
“Utamanya dalam memberikan memberikan pengetahuan kepada peserta didik vokasi tentang budaya kerja, etos kerja, dan cara berpikir kerja bisnis,” kata Kiki dalam keterangan tertulis, Jumat (10/5).
Sementara itu, kegiatan business matching menjadi salah satu wadah bagi insan pendidikan vokasi dan DUDI untuk saling berinteraksi langsung dan bertukar informasi tentang peluang kerjasama. Salah satu yang teranyar, adalah business matching yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) Kemendikbudristek, berkolaborasi dengan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO).
Dalam kegiatan ini, Kiki menuturkan ada sebanyak 29 perusahaan retail ternama di Indonesia berpartisipasi. Sementara jumlah satuan pendidikan vokasi yang hadir sebanyak 150 institusi yang terdiri atas 144 SMK dan enam PTV. Dari kegiatan ini pula, berhasil dicapai sejumlah 715 letter of intent (LoI).
“Niatan awal kerja sama kedua belah pihak kemudian dituangkan dalam bentuk letter of intent ini yang akan berpotensi menjadi kemitraan strategis,” ungkap Kiki.
Sementara itu, Ketua Umum HIPPINDO, Budihardjo Iduansjah mengatakan, kolaborasi dengan Kemendikbudristek menunjukkan komitmen untuk mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri. Hal ini dapat menjadi langkah penting dalam memajukan sektor retaill sebagai lokomotif penggerak ekonomi dari hulu ke hilir dan penggerak lokomotif garda terdepan sektor perdagangan.
“Program ini akan membantu menciptakan tenaga kerja yang siap terjun ke industri retail dan bersaing di pasar global. Sehingga nantinya SDM kita juga bisa go global dan membantu pembukaan toko-toko kita di luar negeri,” tutur Budiharjo.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan PKS antara Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan PT Mitra Akademi Perkasa (subsidiary MAP Group). Disampaikan oleh Plt. Direktur Mitras DUDI, Uuf Brajawidagda. Bentuk kolaborasi ini merupakan sebuah kesempatan berharga yang membawa potensi besar bagi kemajuan pendidikan dan industri retail di Indonesia.
“Melalui kerja sama ini, kita dapat saling memperkuat dalam hal pertukaran pengetahuan, teknologi, dan praktik baik dalam industri yang sedang berkembang pesat,” tandas Uuf.
Berikut ini 29 perusahaan yang berpartisipasi dalam business matching:
PT Kurnia Ciptamoda Gemilang
PT Hero Supermarket Tbk
PT Eka Bogainti
PT AEON Indonesia
PT. Mitra Adi Perkasa
PT Daya Intiguna Yasa
PT Bumi Berkah Boga
PT Eka Bogainti
PT Global Retail Digital
PT Warna Mahardhika
PT Buccheri Indonesia
PT Indomarco Prismatama
PT Inti Citra Agung
PT Supra Boga Lestari, Tbk
PT Fast Retailing Indonesia
PT Erajaya Group
PT Boga Group
PT Griya Mie Sejati
PT Primafood International, Tbk
PT Citra Rasa Betawi
PT Jiwa Group
PT Kiddycuts Pratama Indonesia
PT Fajar Mitra Indah
Kawan Lama Group
PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk
PT Elektronik City Indonesia, Tbk
PT Wiryamanta Sadina
PT Pan Brother
IDDC Kemendag