Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis bahwa, nilai tukar rupiah akan terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pihaknya juga tengah mengupayakan agar nilai tukar rupiah menguat di bahwa Rp16.000 per dolar AS.
“Sekarang sektiar Rp16.000 dan kita sedang upayakan akan turun di bawah Rp16.000. Karena apa? kami mempercayai rupiah ini mestinya akan terus menguat sesuai fundamental,” kata Perry dalam Media Briefing bertajuk 'Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (8/5).
Perry menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa rupiah akan lebih membaik dan lebih stabil. Pertama adalah, hasil yang menarik didukung oleh kenaikan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada April lalu.
Kemudian, premi risiko yang turunatau rendah. Hal ini tercermin dari Credit Default Swap (CDS) Indonesia turun menjadi 69,9 per 7 Mei 2024, setelah sebelumnya di atas 70.
“CDS itu ukuran premi risiko yang dipakai oleh para investor asing untuk membandingkan berinvestasi di US Treasury, obligasi AS, dengan sekuritas dalam negeri, yaitu dengan CDS,” jelasnya.
Faktor ketiga yakni kondisi perenonomian yang lebih baik dan yang keempat adalah komitmen Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
“Keempat faktor itu mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” jelasnya.