Bantul, Gatra.com – Mewakili 172 perguruan tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyatakan satu suara dan mendukung gerakan mahasiswa di universitas-universitas di Amerika Serikat dalam membela Palestina atas agresi Israel.
Diselenggarakan berbarengan Selasa (7/5) pukul 10.00 untuk WIB, 11.00 untuk WITA, dan 12.00 untuk WIT, aksi ‘Bela Palestina dan Kutuk Israel’ ini inisiator dari Forum Rektor PTMA yang diketuai Rektor UMY Gunawan Budiyanto.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Al-Islam Kemuhammadiyahan UMY, Faris Al-Fadhat, dalam orasinya menyampaikan lima pernyataan sikap yang mewakili 172 PTMA.
“Mengutuk segala bentuk agresi yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina karena melanggar hukum baik nasional maupun internasional,” katanya.
PTMA mengecam seluruh negara yang mendukung dan cenderung membela Israel, seperti Amerika Serikat dan Perancis dengan cara menjual senjata untuk menyerang rakyat Palestina. Sebanyak 172 PTMA sepenuhnya mendukung negara-negara seperti Swedia, Spanyol, dan Polandia yang mendukung Palestina.
“Ketiga, kami ikut satu suara dengan seluruh mahasiswa yang ada di AS yang saat ini duduk dan tinggal di kampus-kampus terbaik untuk menyatakan suara mereka mendukung perlawanan rakyat Palestina di Gaza,” ucap Faris.
PTMA mengajak rakyat Indonesia berjuang membela perjuangan rakyat Palestina. Terakhir, Faris meminta dan memohon kepada pemerintah Indonesia dalam mendorong perjuangan rakyat Palestina.
“Kami minta pemerintah Indonesia tidak segan-segan berjuang bersama rakyat Palestina. Sekaligus jangan sekalipun ada upaya membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” tegasnya.
Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sekaligus dosen Fisipol UMY, Rahmawati Husein, menegaskan serangan Israel ke Palestina sekarang ini bukan terkait agama, ras, atau politik.
“Muhammadiyah menyerukan kepada pemerintah Indonesia tidak hanya melalukan advokasi tetapi mendorong memperjuangkan kemerdekaan ke seluruh dunia. Kita membutuhkan komitmen dunia agar Palestina tidak hilang karena genosida,” paparnya.
Rahmawati mengatakan MDMC telah menyalurkan bantuan ke Palestina sebesar Rp13 miliar dari total bantuan senilai Rp50 miliar. Bantuan ini tidak hanya untuk mengatasi kondisi tanggap darurat di sana namun juga fokus pada pemberdayaan masyarakat karena keterbatasan gerakan.
“Hingga saat ini 34.600 warga Palestina meninggal, 78 ribu terluka dan 10 ribu dinyatakan hilang. Tragisnya mereka yang luka tidak mendapatkan perawatan karena rumah sakit diratakan Israel,” tegasnya.