Jakarta, Gatra.com - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) telah resmi menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat, usai mengalami kerugian selamat empat tahun berturut-turut sejak pandemi Covid-19 melanda. Pabrik sepatu yang telah hadir sejak tahun 1939 di Indonesia ini efektif berhenti beroperasi sejak 30 April 2024 lalu.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, menyebut akan melakukan pemanggilan kepada manajemen Bata. Pemanggilan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih jauh terkait permasalahan ini.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) telah mengunjungi pabrik Bata di Purwakarta, Jawa Barat pada Ahad (5/5) kemarin. Sayangnya, belum ada keterangan apapun yang diberikan oleh Ditjen IKFT terkait hasil kunjungan tersebut.
"Tetapi kami lihat komposisi bisnisnya bata itu sebagian besar di ritel, dan produk ritel mereka diisi impor. Manufaktur bata sendiri hanya sebagian kecil yang produksi sepatu," kata Febri di Jakarta, Senin (6/5).
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah telah memberlakukan kebijakan larangan terbatas (lartas) untuk barang jadi. Ia berharap, kebijakan ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku industri untuk mengisi pasar dalam negeri.
"Lartas itu pengendalian. Kita berharap lartas itu untuk end produk ya. Tetapi untuk bahan baku enggak," ucapnya.
Febri juga menyebut, Kemenperin akan menyarankan Bata untuk memperkuat lagi pabriknya di Indonesia. Hal itu akan disampaikannya dalam pemanggilan yang bakal dilakukan dalam waktu dekat
"Lartas itu kan untuk mendorong investasi, bangun pabrik di Indonesia. Kami bingung kenapa pabriknya ditutup," katanya.