Siak, Gatra.com - Kasus stunting pada anak di Kabupaten Siak, Riau, tahun lalu berhasil ditekan secara signifikan. Pada 2022 tercatat 20% kasus turun menjadi 11,6% di tahun 2023.
Bahkan, berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (KSI) 2023 oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Siak menunjukkan penurunan tertinggi dari 12 kabupaten/kota se Provinsi Riau.
"Alhamdulillah, angka stunting di Siak turun drastis tahun lalu. Kita sempat menduduki peringkat ketiga terbawah Data angka penurunan dikeluarkan oleh KSI yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI," kata Wakil Bupati Siak, Husni Merza kepada Gatra.com, Sabtu (4/5).
Husni mengatakan, penekanan stunting tidak terlepas dari kerja keras semua pihak. Termasuk perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Siak.
"Strategi penurunan stunting ini kita kerahkan semua kekuatan, baik dari pemerintah, PKK dan kader posyandu. Yang paling membantu keterlibatan perusahaan," kata Husni.
Husni mengatakan, setiap perusahaan diwajibkan ikut membantu pemerintah menangani masalah stunting. Pemerintah daerah meminta bantuan ke perusahaan tidak bentuk uang, melainkan barang yang sudah ditentukan.
“CSR mereka kita arahkan ke sana (barang). Barang itu, diserahkan dulu ke kita, baru kita serahkan ke anak yang mengalami stunting yang sudah terdata dari awal," kata Husni.
Menurutnya, setiap perusahaan harus terlibat aktif menurunkan stunting di wilayah kerjanya. "Di tiga bulan pertama kita lihat, jika ditemukan anak stunting di wilayah kerjanya, kita minta bantuan ke perusahaan. Kita kasih gizi dan asupan makanan tambahan yang standar. Asupan makanan anak stunting harus sesuai dengan rekomendasi kesehatan. Artinya harus dari rekomendasi," ujarnya.
Jenis-jenis barang yang diberikan ke anak penderita stunting, lanjut Husni, seperti susu khusus anak stunting, telur, biskuit dan makanan lainnya.
"Pokoknya semua pihak berperan. Sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) juga dilibatkan untuk penanganan stunting. Strateginya ke depan akan kita perkuat lagi, agar kasus stunting di Siak benar-benar tidak ada. Sekarang angkanya sudah turun jadi 11,6 persen, tahun depan kita targetkan dibawah 10 persen,” pungkasnya.