Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada April 2024 sebesar 0,25% secara bulanan (month to month/mtm) yang bertepatan dengan momen Lebaran, lebih rendah dibanding dengan Maret yaitu awal Ramadan yang sebesar 0,52% mtm.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, inflasi ini juga lebih redah dibandingkan dengan inflasi lebaran di tiga tahun sebelumnya yakni pada April 2023, Mei 2022 dan Mei 2021.
“Inflasi pada momen lebaran 2024 ini lebih rendah dibanding inflasi pada momen lebaran di tiga tahun sebelumnya,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/5).
Amalia menjelaskan, hal ini terjadi karena pada bulan April 2024 sejumlah komponen harga bergejolak mengalami deflasi, setelah sebelumnya mengalami tekanan inflasi selama tujuh bulan berturut-turut.
Amalia menjelaskan komponen yang memberikan andil inflasi terbesar pada April 2024 adalah kelompok transportasi dengan andil sebesar 0,12%. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding pada bulan lalu yang tercatat sebesar 0,01%.
Sementara itu, kelompok makanan, minuman dan tembakau pada April 2024 menyumbang andil deflasi sebesar 0,01%.
“Hal ini tentunya berbeda dengan bulan sebelumnya yang justru menjadi penyumbang andil inflasi terbesar,” jelasnya.
Amalia juga menjelaskan bahwa, kelompok transportasi menjadi kelompok penyumbang andil inflasi pada momen lebaran dalam lima tahun terakhir. Utamanya disebabkan oleh komoditas tarif angkutan udara dan tarif angkutan antar kota.
Rinciannya, kelompok tarif angkutan udara pada April 2024 mengalami inflasi sebesar 8,05% (mtm) setelah sebelumnya mengalami deflasi pada Maret 2024.
Sedangkan kelompok tarif angkutan antar kota mengalami inflasi sebesar 13,56% melanjutkan tren pada Februari dan Maret 2024.