Bogota, Gatra.com - Kolombia mengumumkan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Keptusan ini diambil sebagai respons atas kejahatan genosida yang berlangsung di Gaza. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, seorang yang dikenal vokal mengkritik serangan brutal Israel, mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik saat berpidato di rapat umum Hari Buruh Internasional di Bogota, Rabu (2/5).
“Dan kami di sini, di hadapan Anda sekalian, pemerintah yang mengusung perubahan, presiden republik ini, mengumumkan bahwa besok hubungan diplomatik dengan rezim Israel akan diputus,” tegas Gustavo.
Setidaknya 34.568 orang, sebagian besar perempuan, anak-anak, dan remaja, tewas dalam agresi militer Israel sejak 7 Oktober setelah Badai Al-Aqsa, sebuah operasi pembalasan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Gaza.
“Saya percaya bahwa saat ini seluruh umat manusia, di jalanan, dalam jumlah jutaan, setuju dengan kami dan kami setuju dengan mereka,” tegasnya.
“Tidak mungkin, masa genosida, pemusnahan seluruh rakyat tidak dapat terulang lagi di depan mata kita, di depan kepasifan kita. Jika Palestina mati, maka umat manusia pun ikut mati dan kami tidak akan membiarkannya mati, sama seperti kami tidak akan membiarkan umat manusia mati.” lanjut Gustavo.
Sebelumnya, pada Oktober lalu, Petro mengecam Yoav Gallant, menteri urusan militer rezim Israel lantaran pernyataan tentang rakyat Gaza yang mirip dengan apa yang dikatakan Nazi tentang orang Yahudi.
Pada bulan Februari, Kolombia juga menghentikan pembelian senjata Israel setelah terjadi serangan mematikan oleh militer rezim terhadap warga Gaza yang berkumpul untuk menerima bantuan kemanusiaan. Gustavo menyebut serangan itu sebagai genosida dan membangkitkan ingatan tentang tragedi Holocaust.