Home Liputan Haji Maqam Ibrahim, Jejak Kaki Sang Nabi Saat Membangun Ka'bah, Beda Kedalaman

Maqam Ibrahim, Jejak Kaki Sang Nabi Saat Membangun Ka'bah, Beda Kedalaman

Makkah, Gatra.com- Jemaah petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Kementerian Agama Republik Indonesia daerah kerja (daker) Madinah dan Bandara yang melakukan thawaf beberapa langkah dari Hajar Aswad (Batu Hitam) menjumpai Maqam Ibrahim, di Masjidil Haram, Makkah, 08/5/2024. Maqam Ibrahim adalah batu tempat Ibrahim berpijak saat membangun Ka'bah. Awalnya batu tersebut menempel di dinding Ka'bah, tetapi kemudian dijauhkan dari dinding Ka'bah beberapa meter pada masa 'Umar bin Khattab. Pada masa setelahnya, batu tersebut ditutupi perak dan dikurung dalam struktur seperti sangkar.

Al-maqam berarti tempat pijakan. Maka maqam Ibrahim merupakan sebuah batu yang dibawa Isma'il ketika membangun Ka'bah. Digunakan sebagai pijakan Ibrahim ketika menyusun batu saat membangun dinding Ka'bah. Apabila Ismail memberikan bongkahan-bongkahan batu kepada Ibrahim, Ibrahim akan menyusunnya sehingga bangunan Ka'bah pun semakin tinggi. Batu pijakan Ibrahim ini juga ikut meninggi. Ketika Ka'bah selesai dibangun, potongan batu itu ditinggalkan di luar Ka'bah sebelah timur.

Maqam Ibrahim merupakan bangunan (struktur) yang mencakup batu lebar kecil yang terletak kurang lebih 20 hasta (9 meter) di sebelah timur Ka'bah. Batu maqam Ibrahim saat ini sudah ditutupi dengan perak. Kedua tapak kaki Ibrahim memiliki spesifikasi panjang 27 cm, lebar 14 cm, tebal 20 cm, dan kedalaman satu tapak adalah 10 centimeter dan yang kedua adalah 9 centimeter.

Jejak itu masih tampak jelas dan dapat dilihat hingga sekarang. Atas perintah Khalifah Al-Mahdi dari Bani Abbasiyah, di sekeliling batu maqam Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat kurungan besi berbentuk sangkar burung.

Fakta menakjubkan adalah bahwa batu tempat Ibrahim berdiri meninggalkan jejak lembut dan halus di mana kakinya terbenam sehingga orang dapat melihat jejak kaki di atas batu tersebut. Jejak di atas batu tersebut menjadi penanda tempat berdiri Nabi Ibrahim melaksanakan shalat dua rakaat setelah selesainya pembangunan Ka'bah. Jadi, maknanya adalah ketika thawaf putaran ketujuh selesai, shalat dua rakaat dilakukan di tempat ini.

Pada masa pemerintahan 'Umar bin Khattab, dia menggeser tempat dan memindahkan Maqam lebih ke arah timur, sehingga orang yang hendak melakukan Tawaf dapat melaksanakannya dengan nyaman, tanpa menghalangi orang yang melaksanakan shalat. Allah memerintahkan umat Islam untuk shalat di sebelah Maqam Ibrahim. "Dan ambillah, [hai orang-orang yang beriman], dari tempat berdirinya Ibrahim sebagai tempat shalat… (Quran 2:125 ).

Maqam Ibrahim kadang dianggap sebagai tempat jenazah Ibrahim disemayamkan. Nyatanya, Maqam Ibrahim adalah batu tempat Ibrahim berpijak saat membangun Ka'bah. Jenazah Ibrahim sendiri dikebumikan di Masjid Ibrahimi di Hebron, Palestina.

96