Jakarta, Gatra.com - Mahasiswa memegang peranan penting dalam mengenalkan wawasan budaya Indonesia ke kancah global. Bukan hanya dari aktivitas budayanya, pengenalan tersebut juga sekaligus menelisik lebih jauh seperti apa persamaan dan perbedaan budaya negara lain dengan Indonesia.
Teranyar, Universitas Tarumanagara (Untar) coba mendorong aktivitas pengenalan itu lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) internasional yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam.
“Program ini tidak hanya memperkaya pengetahuan global, tetapi juga dapat memperkuat hubungan Indonesia dan Vietnam melalui pemahaman budaya yang lebih mendalam,” kata Manajer PKM Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untar, Hetty Karunia Tunjungsari dalam keterangannya, Selasa (30/4).
Berbagai kebudayaan tanah air, dihadirkan dalam kegiatan tersebut. Salah satunya, adalah budaya tari daerah Indonesia. Adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Untar Anisa Husnul Khotimah dan mahasiswa Fakultas Hukum Untar Jelita Damai Sofia Lorenza Sihite yang menjadi pengajar tari tersebut.
Baik Anisa dan Jelita masing-masing mengajarkan tari Goyang Karawang dari Jawa Barat, serta yang mengajarkan tari Tor-tor dari Sumatera Utara. Keduaanya menjelaskan acara ini mendapat tanggapan positif dari mahasiswa FPTU. Mereka mengaku senang melihat antusiasme para peserta.
“Mahasiswa FPTU sangat antusias mempelajari budaya Indonesia. Mereka cepat belajar sehingga di penghujung hari kami bisa menampilkan tarian dengan baik,” ucap Jelita.
Sementara itu, Rektor Untar Agustinus Purna Irawan, mengatakan bahwa acara PKM internasional ini merupakan bagian dari kunjungan delegasi Untar ke Vietnam dalam rangka implementasi kolaborasi Untar dengan KBRI Hanoi dan dua perguruan tinggi Vietnam, yang diresmikan pada bulan Januari silam.
Agustinus menyebut, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi Untar untuk Dunia. Ia berharap internasionalisasi Untar semakin kuat melalui kontribusi Untar di bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat di luar Indonesia.
“Kami yakin bahwa kolaborasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan dan riset, tidak hanya bagi Untar dan mitra-mitra internasionalnya, tetapi juga bagi Indonesia dan dunia,” ucap Agustinus.
Senada, Dubes Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi mengatakan kerjasama antara Indonesia dan Vietnam dapat menguntungkan bagi kedua negara tetapi juga kawasan dan seluruh dunia. Namun, dalam mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi.
“Saya yakin universitas memiliki peran besar dalam pengembangan bidang sosial dan ekonomi,” ungkap Denny.