Tangerang, Gatra.com - Pemanfaatan teknologi tidak bisa dipisahkan dari aspek kehidupan manusia. Manusia memerlukan teknologi agar memudahkan pekerjaan sehari-hari lebih efisien. Sebagai contoh teknologi komunikasi yang saat ini semakin berkembang dan inovatif sehingga jarak tidak lagi menjadi relevan.
Begitu pula dalam dunia pendidikan yang memerlukan teknologi untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar demi menuju Indonesia Emas 2045. Terutama potensi pendidikan di Indonesia yang luar biasa dan terkait adopsi teknologinya sangat beragam.
Menurut Google for Education Indonesia Country Lead, Olivia Husli Basrin mengatakan bahwa teknologi adalah sebagai jembatan untuk memperkecil gap atau batasan ketimpangan yang selama ini menjadi masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia, baik itu di sekolah swasta maupun sekolah negeri.
"Untuk itulah hadirnya teknologi untuk mengatasi masalah gap tersebut. Dan saat ini mulai banyak sekolah negeri yang mulai mengadopsi teknologi Google dan menerapkan proses belajar mengajar yang mungkin bahkan jauh lebih baik daripada sekolah swasta," ungkapnya saat ditemui di acara GSIS 2024 di Sekolah Kristen IPEKA BSD, Tangerang, Sabtu (27/4).
Meskipun begitu, Olivia mengatakan kerap menemukan beberapa tantangan bagi sistem pendidikan di Indonesia diantaranya adalah tantangan infrastruktur yang dirasakan baru sebagian daerah yang fully supported dan terdapat juga daerah yang masih minim insfrastruktur konektivitas pada beberapa daerah di Indonesia.
Kemudian tantangan kedua adalah SDM (Sumber Daya Manusia) yang menjadi fokus dari Google adalah meningkatkan kemampuan para guru. Dikarenakan transformasi digital tidak bisa terjadi di dalam pendidikan kalau tenaga pendidik tersebut ditinggalkan.
Dan menurut Olivia diantara tantangan tersebut terdapat yang paling susah adalah mindset baik dari sisi pengajar bahkan orang tua dan komunitas. Dan pemahaman mindset ini membutuhkan waktu, proses dan kolaborasi dari semua pihak.
"Bagaimana caranya kita bisa mengubah mindset tersebut bahwa teknologi hadir bukan untuk mengganggu proses belajar mengajar tapi lebih kepada meningkatkan untuk supaya pengalaman pembelajaran jauh lebih positif, bermakna dan efektif," tambahnya.
Dari segi support Olivia akui peran pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI memberikan dukungan dari sisi ekosistem, lingkungan dan regulasi.
"Pak Nadiem (Mendikbud) sangat suportif terhadap pemanfaatan teknologi. Beliau melihat bagaimana pemanfaatan teknologi yang tepat bisa membantu meningkatkan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif," tutupnya.
Sebagai informasi, PT Reformasi Generasi Indonesia (REFO) telah sukses menggelar G-Schools Indonesia Summit (GSIS) 2024. Dengan mengundang lebih dari 300 peserta yang terdiri dari pemimpin, pengambil keputusan, dan influencer dari sekolah-sekolah pengguna produk dan layanan Google for Education di seluruh Indonesia.