Jakarta, Gatra.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per 31 Maret 2024 menjadi Rp156,7 triliun. Nilai tersebut sebesar 31,8% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi PNBP tumbuh 10% secara tahunan (yoy) dibanding dengan realisasi pada 2023 lalu yang sebesar Rp142,5 triliun.
Menurut Sri Mulyani pertumbuhan PNBP ini disumbang oleh Pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan yang berasal dari setoran dividen Badan usaha milik negara (BUMN) Perbankan, meski PNBP Sumber Daya Alam (SDA) mengalami perlambatan.
“Katagori penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah terkumpulkan Rp156,7 triliun ini kenaikan 10 persen, ini cukup baik,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA edisi April 2024 di Kantor Kemenkeu Jakarta, Jumat (26/4).
Lebih rinci, realisasi PNBP dari SDA Minyak dan Gas (Migas) Rp25,7 triliun, atau 23,3% dari target APBN. Adapun, realisasi ini terkontraksi 18,0% secara yoy, dibanding dengan capaian pada periode yang sqmq tahun 2023 yakni sebesar Rp31,3 triliun.
Adapun, kontraksi tersebut dipengaruhi oleh moderasi Indonesia Crude Price/ ICP (peningkatan pasokan minyak mentah dari USA dan perubahan perkiraan permintaan minyak pada kuartal I-2024) dan lifting minyak (akibat tertundanya onstream, penyusutan produksi alamiah, dil.).
Kemudian, realisasi PNBP dari SDA nonmigas tercatat sebesar Rp27,8 triliun, atau sebesar 28,6% dari target APBN 2024. Realisasi ini juga terkontraksi sebesar 36,7% (yoy) dibanding dengan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp44 triliun.
Adapun, kontraksi tersebut dipengaruhi oleh moderasi harga Batubara dan pelandalan tingkat volume produksi Batubara.