Penajam Paser Utara, Gatra.com– Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi pionir pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) di kawasan IKN. Penugasan ini dilaksanakan PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power.
"Pembangunan PLTS 50 MW ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mengembangkan EBT di IKN Nusantara," ungkap Direktur Human Capital Management dan Administrasi, Karyawan Aji dalam acara Halalbihalal PLN NP di Jakarta, Selasa (23/4).
Terletak di Jantung Kota IKN, Penajam Paser Utara, PLTS IKN menempati lahan seluas 80 Hektar "Pemerintah menargetkan IKN Nusantara dapat menggunakan EBT sebesar 80% dari total kebutuhan listriknya pada tahun 2045," jelas Aji
Sebelumnya, PLN berhasil menyambung PLTS IKN Nusantara ke jaringan transmisi atau sinkronisasi tahap I sebesar 10 Megawatt (MW) dari total 50 MW pada 22 Februari 2024. Dengan beroperasinya PLTS ini maka kawasan IKN resmi dialiri listrik dari energi ramah lingkungan.
Peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada November 2023. PLTS ini dibangun di lahan dengan luas 80 hektar dengan 21.600 panel surya dan mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 337 pekerja.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam membangun IKN dengan konsep forest city yang pintar, indah dan ramah lingkungan. Selain memanfaatkan tenaga surya, PLN akan memanfaatkan potensi hidro seperti sungai dan danau yang ada di sekitar IKN.
“Kami all-out mendukung infrastruktur kelistrikan hijau di IKN. Ini akan menjadi Ibu Kota terbaik di mana semuanya akan berbasis state of the art of technology, sumber energi bersih untuk IKN didukung teknologi pintar berbasis Artificial Intelligence (AI) yang paling mutakhir dan indah secara estetika,” imbuh Darmawan.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah menegaskan, pihaknya yakin PLTS IKN bisa beroperasi tepat waktu dan bisa digunakan melistriki IKN saat upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79.
“Sinkronisasi tahap pertama dengan kapasitas 10 MW telah berhasil dilakukan sesuai jadwal. Kami akan lanjutkan dengan sinkronisasi untuk 40 MW sisanya dan lakukan uji coba hingga nanti PLTS ini bisa beroperasi komersial melistriki IKN,” ucap Ruly.
Selain PLTS IKN, salah satu proyek energi ramah lingkungan PLN NP adalah PLTS Terapung Cirata yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). "Proyek ini menjadi etalase percepatan transisi energi dalammendukung pencapaian PT PLN (Persero) menuju Net Zero Emission (NZE)," jelas Aji.
PLTS Terapung Cirata juga merupakan skala utilitas pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang memiliki kapasitas 145 LMW Ac atau setara 192 MWp. Yakni dengan menempati area waduk seluas 200 hektar, dan memiliki tarif kompetitif USD 5,8 cent/kWh.