Rafah, Gatra.com - Pasukan Pertahanan Israel sedang bersiap untuk mengevakuasi warga sipil Palestina dari kota paling selatan Gaza di Rafah menjelang rencana serangan di sana terhadap Hamas, menurut sebuah laporan pada hari Senin (22/4) yang dikutip laman Times of Israel, Selasa (23/4).
Mengutip para pejabat Israel dan Mesir, The Wall Street Journal melaporkan bahwa dalam rencana Israel diperkirakan bahwa dua hingga tiga minggu pertama operasi tersebut akan mencakup evakuasi warga sipil, berkoordinasi dengan AS, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya.
Evakuasi tersebut dilaporkan akan melibatkan pemindahan warga sipil ke kota terdekat Khan Younis, di antara daerah lain di Gaza, di mana Israel akan mendirikan tempat berlindung dengan tenda, makanan dan fasilitas medis. Setelah itu, para pejabat mengatakan IDF akan secara bertahap memindahkan pasukan ke Rafah. Israel. menargetkan daerah-daerah yang diyakini para pemimpin dan anggota Hamas bersembunyi.
Israel mengatakan Rafah, tempat empat batalyon Hamas dikerahkan, tetap menjadi benteng besar terakhir kelompok teror di Jalur Gaza setelah IDF beroperasi di utara dan tengah wilayah kantong Palestina. Mereka juga meyakini bahwa banyak dari 129 sandera yang diculik pada 7 Oktober ditahan di Rafah.
Para pejabat Mesir mengatakan pertempuran di Rafah diperkirakan akan berlangsung setidaknya enam minggu, meski waktu operasinya masih belum pasti.
Seorang pejabat keamanan Israel yang dikutip dalam laporan tersebut mengatakan IDF akan “memiliki rencana operasional yang sangat ketat karena sangat kompleks di sana.” “Ada respons kemanusiaan yang terjadi pada saat yang sama,” tambah pejabat itu. Laporan tersebut muncul ketika juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, “Kami tidak ingin melihat warga Palestina dievakuasi dari Rafah kecuali jika mereka ingin kembali ke rumah mereka. ”
Pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan penolakannya terhadap invasi massal IDF ke Rafah, meskipun pernyataan Departemen Luar Negeri ini tampaknya merupakan hal baru.