Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa, konflik geopolitik Timur Tengah antara Iran dan Israel tidak berdampak signifikan pada perdagangan Indonesia. Hal ini tercermin dari nilai ekspor dan Impor kedua negara tersebut tidak berkontribusi besar terhadap neraca perdagangan.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai perdagangan Iran dan Israel relatif sangat kecil dibanding dengan kinerja ekspor dan impor ke negara Timur Tengah.
“Di kawasan Timur Tengah, negara yang menjadi mitra datang Indonesia terbesar adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (22/4).
Lebih rinci, Amelia menjelaskan bahwa nilai ekspor Indonesia ke Iran hanya sebesar US$195,13 juta atau sekitar 2,15% dari total ekspor ke Timur Tengah. Komoditas penyumbang utama yakni buah-buahan, kendaraan dan bagiannya, berbagai produk kimia.
Selanjutnya, Impor Indonesia dari Iran hanya sekitar US$11,72 juta atau sekitar 0,12% dari total impor dari Timur Tengah. Komoditas utama impor yakni buah-buahan, bahan bakar mineral, bahan kimia organik.
Sedangkan, ekspor Indonesia ke Israel sebesar US$165,77 juta atau sekitar 1,83% dari total ekspor ke Timur Tengah. Komoditas utama ekspor yakni Lemak dan minyak hewani/nabati, alas kaki, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
Kemudian, impor Indonesia dari Israel sebesar US$21,93 juta atau sekitar 0,22% dari total impor ke Timur Tengah. Komoditas utama impor yakni mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, Perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
Untuk diketahui, nilai perdagangan barang internasional Indonesia dengan Kawasa Timur Tengah sepanjang 2023 mencapa US$19,20 miliar.
Nilai ekspor Indonesia ke Timur Tengah tercatat sebesar US$9,06 miliar. Atau sekitar 3,50% terhadap total ekspor Indonesia.
Sedangkan, nilai impor mencapai US$10,13 miliar. Atau telah berkontribusi terhadap total impor Indonesia sepanjang 2023 yakni sebesar 4,57%.