Home Pendidikan Wisuda 436 Lulusan, Rektor Unbor: Jangan Takut AI!

Wisuda 436 Lulusan, Rektor Unbor: Jangan Takut AI!

Jakarta, Gatra.com – Rektor Universitas Borobudur (Unbor) Jakarta, Prof. H. Bambang Bernantos, M.Sc., mewisuda 436 orang lulusan dari berbagai program studi Unbor. Mereka berhak menyandang gelar akademik sesuai program studi yang telah ditempuh.

“[Sebanyak] 436 lulusan yang terdiri dari lulusan Program Doktoral, Magister, Sarjana, dan D3,” kata Prof. Bambang dalam sambutan acara Wisuda 2024 Unbor di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/4).

Dalam kesempatan ini, Prof. Bambang mengatakan, jangan takut kecanggihan dan terus berkembangnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menggantikan peran manusia seutuhnya.

Artificial intelligence itu hanyalah buatan manusia. Jadi kita yang meng-creat-nya. Jadi kita jangan dihantui ketakutan dengan AI,” ujarnya.

Justru, lanjut Prof. Bambang, AI itu harus kita manfaatkan untuk hal lebih baik dan positif karena sejatinya manusia yang membuat artificial intelligence itu harus mampu mengendalikannya.

“Jangan kita diperbudak atau digunakan oleh AI, kita yang harus kontrol AI itu, kita yang harus perjuangkan semuanya,” ujar Prof. Bambang.

Lebih lanjut Bambang menyampaikan, pihaknya terus mempersiapkan mahasiswa agar menguasai AI. Namun demikian, perkembangan AI yang sangat pesat menuntut mahasiswa terus mempelajarinya.

“Mudah-mudahan mahasiswa yang kita lepas hari ini, mereka sudah siap untuk melaksanakan. Untuk tahun ini mahasiswa generasi unggul yang pasti,” ujarnya.

Dalam wisuda bertajuk “Generasi Unggul, Mandiri, dan Berkarakter untuk Membangun Bangsa Menuju Indonesia Emas” ini, Prof. Bambang mengatakan, untuk menyiapkan luluasan yang kredibel dan siap memenuhi dunia kerja, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

Kerja sama yang telah dilakukan Unbor dengan berbagai perguruan tinggi di Tanah Air dan luar negeri terbilang cukup banyak. Untuk perguruan tinggi di luar negeri sudah mencapai 35, di antaranya dari Amerika Serikat, India, Spanyol, Yunani, Belanda, Thailand, dan sebagainya. Teranyar dengan 7 perguruan tinggi dari China pada bulan Ramadan kemarin.

"Kita kedatangan tamu 7 perguruan tinggi dari China mengadakan MoU, tanda tangan kerja sama dengan ITEA dan ICCP. Insyallah nanti akan membangun kampus, mengembangkan kerja samanya," kata dia.

Sedangkan untuk kerja sama Unbor di dalam negeri dengan perguruan tinggi negeri dan swasta, pemerintah, dan dunia usaha jumlahnya mencapai 110.

Unbor juga terus mengupayakan semua program studi mendapat Akreditasi Unggul dari Badan Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Salah satu yang telah mendapat Akreditasi Unggul adalah Program Doktor Ilmu Hukum (PDIH).

"Itu sangat membanggakan dan cikal bakal kita untuk membangun prodi-prodi yang lain dan institusi unggul," ujarnya.

Prof. Bambang menyampaikan, penghargaan kepada Ketua PDIH Unbor, Prof. Dr. Faisal Santiago, beserta jajarannya yang telah bekerja keras sehingga program ini mendapatkan Akreditasi Unggul dengan nilai 375.

"Khusus kemarin di bulan Ramadan kita banyak sekali mendapatkan keberkahan, salah satunya mendapatkan Akreditasi Unggul untuk Program Doktor Ilmu Hukum," ujarnya.

Ketua LLDIKTI, Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si M.Sc., mengharapkan para lulusan mendapatkan karier yang gemilang. Ia mengingatkan, tantangan lulusan perguruan tinggi saat ini kian tidak mudah dan cukup berat.

"Setelah lulus dari kampus harus mulai pikirkan langkah untuk menapaki masa depan. Setelah menjadi sarjana diharapkan dapat pekerjaan yang sesuai," katanya.

Ia mengharapkan para lulusan ini dapat terserap dunia kerja atau bisa membuka lapangan kerja baru. Pasalnya, sesuai data empiris, lulusan perguruan tinggi menyumbang sekitar 10% dari total angka jumlah pengangguran terbuka sejumlah 9 juta orang.

Menurut dia, besarnya angka pengangguran sarjana akibat beberapa hal, di antaranya ketidak sesuian keterampilan, kurikum yang tidak mengikuti tuntutan dunia usaha, dan teknologi dan tren bisnis menjadikan keterampilan mejadi usang dan tidak relevan, serta kurangnya pengalaman kerja.

"Maka Kemendikbudristek mempunyai beberapa kebijakan terkait permasalahan tadi, di antaranya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka," katanya.

Melalui program tersebut para mahasiswa diberikan kesempatan magang studi independen bersertifikat dan juga magang mandiri lainnya yang mendorong merekq mempunyai pengalaman di dunia kerja.

Ketua MPR Dr. Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A. menyampaikan orasi ilmiah. "Kita harus mempunyai visi yang sama dalam menuju satu capaian yang kita cita-citakan [Indonesia Emas]," katanya.

Ia mengharapkan para lulusan Unbor menjadikan ilmu yang telah didapat sebagai inspirasi dan motivasi dalam mengabdikan diri kepada keluarga, bangsa, dan negara tercinta Indonesia.

19