Capri, Gatra.com - Para menteri luar negeri dari negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) mengatakan bahwa mereka menentang operasi militer skala penuh di Rafah, oleh Israel karena hal itu akan menimbulkan “konsekuensi bencana terhadap penduduk sipil.”
Dikutip AFP, Jumat (19/4), para menteri dari Italia, Inggris, AS, Perancis, Jerman, Jepang dan Kanada juga mengecam jumlah warga sipil yang tidak dapat diterima, yang terbunuh di Gaza selama serangan militer Israel.
Israel telah berjanji untuk mengirim pasukan ke wilayah Rafah yang penuh sesak di Gaza dalam perang melawan Hamas.
“Kami menegaskan kembali penolakan kami terhadap operasi militer skala penuh di Rafah yang akan menimbulkan konsekuensi bencana terhadap penduduk sipil,” kata para menteri dalam sebuah pernyataan.
Israel menghadapi perlawanan global yang semakin besar terhadap perang tanpa henti, yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, sementara 2,4 juta penduduknya menderita di bawah pengepungan Israel.
“Kami menyesalkan hilangnya nyawa warga sipil,” kata para menteri G7 pada pertemuan di Pulau Capri, Italia.
Mereka mengungkapkan sangat prihatin dengan jumlah warga sipil yang tidak dapat diterima, termasuk ribuan perempuan, anak-anak dan orang-orang dalam situasi rentan yang terbunuh di Gaza.
Perang dimulai setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober yang mengakibatkan kematian 1.170 orang di Israel selatan, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 33.970 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak. menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.