Home Kebencanaan Gunung Ruang Pernah Erupsi Tahun 1871, Akibatkan Tsunami dan Telan Korban Jiwa

Gunung Ruang Pernah Erupsi Tahun 1871, Akibatkan Tsunami dan Telan Korban Jiwa

Jakarta, Gatra.com - Gunung Ruang di Sulawesi Utara erupsi Rabu (17/4/2024) malam sekitar pukul 21.00 WITA. Gunung tersebut merupakan gunung api bertipe strato. Posturnya menjulang tinggi 725 meter di atas permukaan laut (mdpl). Badan gunung tersebut sekaligus membentuk satu pulau tersendiri yang terletak di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, terpisah dengan pulau lainnya.

Peristiwa erupsi semalam bukan yang pertama kalinya. Gunung api tersebut juga pernah meletus pada tahun 2002 silam. Namun, jauh sebelum tahun 2002, Gunung Ruang juga pernah meletus pada abad ke-19, atau lebih tepatnya di tahun 1871.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa menurut catatan sejarah, letusan Gunung Ruang di tahun 1871 menyebabkan gelombang tsunami setinggi 5-20 meter dan menelan sekitar 400 korban jiwa.

“Jadi pada saat itu ada runtuhan dari kaldera yang kemudian masuk ke badan air karena gunung api ini di tengah laut. Sama halnya seperti tsunami Krakatau 2018 lalu, begitu ada bagian segmen badan gunung yang masuk ke dalam air, itu secara signifikan akan menimbulkan gelombang tsunami,” tutur Abdul mengisahkan saat konferensi pers Rabu malam kemarin.

Lebih lanjut, Abdul mengatakan bahwa gelombang tsunami pada tahun 1871 tersebut menghantam sisi barat dan barat daya pulau Tagulandang. Sisi pulau yang sama kali ini termasuk ke dalam radius 6 km yang ditetapkan oleh otoritas untuk dikosongkan usai erupsi Gunung Ruang tadi malam lantaran terdapat potensi tsunami. “Ini baru potensi,” ujarnya.

Pada tahun 1871, erupsi Gunung Ruang membuat bagian-bagan badan gunung kolaps ke laut. Hal inilah yang menyebabkan munculnya mekanisme kebangkitan gelombang tsunami sekitar 5-20 meter. Kejadian itu juga diiringi oleh termuntahkannya awan panas (pyroclastic flow) ke udara.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) bahkan menyebut bahwa dari catatan sejarah, tingginya gelombang tsunami akibat aktivitas vulkanik Gunung Ruang bisa mencapai 25 meter.

“Untuk sejarah potensi tsunaminya itu di ketinggian 25 meter dan melanda beberapa ratus meter di bagian sisi barat dan barat daya daratan Pulau Tagulandang,” kata Ketua Tim Kerja Gunung Api ESDM, Heruningtyas, pada Kamis (18/4/2024), seperti dilansir Antara.

Senada dengan Abdul, Heruningtyas pun mengatakan bahwa tsunami itu terjadi lantaran material-material Gunung Ruang yang mengalami erupsi berjatuhan ke laut. Kejadian itu lantas membuat ketinggian muka laut meningkat, dan akhirnya menyebabkan gelombang tsunami.

Lebih lanjut, Heruningtyas merinci bahwa kejadian aktivitas vulkanik Gunung Ruang yang menyebabkan tsunami tersebut terjadi pada 3 Maret 1871. Tsunami yang diperkirakan setinggi 25 meter itu menyerang daratan sejauh 180 meter dari bibir pantai. Terjadi dua gelombang pasang dalam kejadian tersebut. Merujuk pada catatan sejarah, ia memperkirakan korban jiwa berada di kisaran angka 300-400 orang.

Catatan sejarah pada tahun 1871 itu kini menjadi pelajaran berharga. Heruningtyas menyatakan bahwa rekaman sejarah itulah yang menjadi dasar bagi otoritas dalam menetapkan jarak aman. Kini, warga sekitar diimbau harus menjauh dari radius 6 km dari titik erupsi.

"Hal ini yang menyebabkan kami menggunakan radius 6 km, karena adanya potensi tsunami yang mengancam di sisi bagian barat Pulau Tagulandang,” kata Heruningtyas.

139