Jakarta, Gatra.com – Pergerakan masyarakat pada liburan dan mudik Lebaran 1445 H memberikan dampak signifikan terhadap sektor ekonomi kreatif (Ekraf). Nilai peputaran ekonominya ditaksir mencapai Rp369,8 triliun.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Nia Niscaya, pada Rabu (17/4), mengatakan, nilai tersebut berdasarkan perhitungan jumlah perkiraan pergerakan masyarakat dari data Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Selain itu, lanjut Nia dalam “The Weekly Brief With Nia Niscaya” pada awal pekan ini, berdasarkan persentase masyarakat yang berwisata dan rata-rata pengeluaran wisatawan berdasarkan hasil survei Kemenparekraf.
Ia menjelaskan, berdasarkan survei yang dilakukan Kemenparekraf, didapatkan data-data terkait preferensi aktivitas wisatawan nusantara di momen libur Lebaran 2024/1445 H.
Survei dilakukan terhadap 1.756 responden, dengan hasil survei per 14 April 2024 yang menunjukkan bahwa preferensi daya tarik wisata terbesar masyarakat yakni pantai/danau sebesar 56,1%.
Kemudia, pusat kuliner 50,8%, pegunungan/agrowisata 41,9%, taman rekreasi/kebun binatang 29,9%, dan pusat perbelanjaan 26,6%. Sedangkan untuk durasi berwisata meliputi satu hari atau one day trip sejumlah 49,5% dan dua sampai empat hari sebanyak 36,2%.
“Adapun preferensi akomodasi, menggunakan hotel berbintang sejumlah 34,5% dan akomodasi keluarga sebesar 26,9%,” katanya.
Kemudian, destinasi wisata favorit saat mudik Lebaran 2024 di antaranya yaitu Malioboro, Ciwidey, Pangandaran, Parangtritis, Puncak Bogor, Ragunan, Lembang, Borobudur, dan Bromo.
“Memang secara statistik pergerakan wisnus terbesar di [Pulau] Jawa karena jumlahnya [penduduk] besar, pembangunan infrastruktur juga baik sehingga memberikan kemudahan bagi pelaku wisatawan nusantara di momen mudik dan libur Lebaran ini,” ujar Nia.
Sedangkan rerata pengeluaran berwisata per orang diperkirakan sebesar Rp2,73 juta, dengan pengeluaran paling besar digunakan untuk akomodasi, dan secara berturut-turut diikuti oleh transportasi, makan dan minum, serta oleh-oleh.
“Kemenparekraf akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti Bank Indonesia, BPS, Kemenhub, dan Pemda terkait realisasi perputaran ekonomi di sektor parekraf selama periode mudik Lebaran 2024,” kata Nia.
Meski memberikan dampak, Nia mengatakan, Kemenparekraf mencatat beberapa hal saat terjadi lonjakan pengunjung di destinasi saat momen libur Lebaran 2024.
Berdasarkan pemantauan Kemenparekraf melalui https://sisparnas.kemenparekraf.go.id dan berbagai sumber, hal-hal tersebut mulai dari kemacetan di berbagai titik, kejadian bencana alam dan nonalam, timbulan sampah yang membludak, serta laporan masih adanya pungutan liar di beberapa destinasi wisata.
“Penyediaan kantung parkir perlu menjadi perhatian para stakeholder di setiap destinasi,” katanya.
Kemenparekraf juga merekomendasikan Pemda untuk mengomunikasikan komitmen pemerintah dalam menjaga kondusivitas di kawasan wisata dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan praktik pungli secara aktif di destinasi wisata.