Bekasi, Gatra.com - Program Studi (Prodi) Informatika, Fakultas Komputer, President University (Presuniv), secara resmi dinyatakan terakreditasi oleh lembaga akreditasi internasional IABEE atau Indonesian Accreditation Board for Engineering Education dalam disiplin Ilmu Komputer, Informatika, dan program sejenis.
IABEE adalah lembaga akreditasi mandiri yang menjadi anggota Washington Accord (WA), dan sedang dalam proses menjadi anggota Seoul Accord (SA). Baik WA maupun SA adalah perjanjian multilateral di antara badan-badan penyelenggara akreditasi dari berbagai negara di dunia. WA untuk bidang teknik (engineering), sementara SA dalam bidang computing, seperti informatika, teknologi informasi, sistem informasi, sistem komputer dan sebagainya.
Rektor Presuniv, Handa S. Abidin mengatakan bahwa akreditasi internasional ini membuktikan kualitas penyelenggaraan pendidikan di Prodi Informatika sudah memenuhi standar internasional.
"Jadi, kuliah di Prodi Informatika, Presuniv, sudah sama dengan kuliah di berbagai perguruan tinggi terkemuka di luar negeri," katanya dalam keterangan yang diterima pada Selasa (9/4).
Ia menyebut, keberhasilan akreditasi internasional Prodi Informatika merupakan bukti nyata dari upaya Presuniv untuk menjadi World Class University. Apalagi pada tahun 2023 lalu, Prodi Sistem Informasi yang juga bernaung di bawah Fakultas Komputer, berhasil memperoleh akreditasi internasional dari lembaga yang sama.
"Saya berharap capaian Prodi Informatika dan Sistem Informasi ini akan mendorong prodi-prodi lain di Presuniv untuk segera terakreditasi internasional," ucap Handa.
Dengan terakreditasi internasional, lanjut Handa, peluang karier dari lulusan Prodi Informatika dan Sistem Informasi pun menjadi lebih terbuka. Terlebih di perusahaan-perusahaan multinasional baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
Dekan Fakultas Komputer, President University (Presuniv), Rila Mandala memaparkan perjalanan panjang Prodi Informatika untuk bisa terakreditasi internasional. Persiapannya saja, menghabiskan waktu lebih dari satu tahun.
Selain itu, ada beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi sebelum Prodi Informatika mengajukan diri ke IABEE untuk memperoleh akreditasi internasional. Pertama, suatu prodi harus sudah memperoleh akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Unggul jika dari Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).
"Baik Prodi Informatika atau Sistem Informasi, keduanya sudah memperoleh akreditasi A dari BAN-PT," ungkap Rila.
Kriteria kedua, prodi tersebut juga harus sudah memiliki lulusan. Ketiga, kurikulumnya harus menyesuaikan dengan versi IABEE, yakni kurikulum yang Outcome Bassed Education (OBE).
Selama ini, urai Rila, perguruan tinggi mewisuda mahasiswanya setelah mereka lulus kuliah. Dengan adanya persyaratan OBE, ukurannya menjadi berubah.
"Kali ini yang diukur betul-betul kemampuannya, bukan hanya semata lulus semua mata kuliah. Ibaratnya, materi perkuliahan hanya membekali mahasiswa dengan senjata api, tetapi dengan OBE yang dinilai adalah kemampuannya dalam menembak," jelasnya.
Keempat, harus ada body of knowledge-nya. Setiap lulisan Prodi Informatika harus menguasai Artificial Intelligence (AI), Networking, Database, Internet of Things (IoT), Cybersecurity dan beberapa lainnya.
"Jadi, tidak boleh seorang lulusan Prodi Informatika hanya bisa menguasai AI, tetapi tidak paham IoT. Semua daftar yang sudah ditetapkan dalam body of knowledge harus dikuasai oleh setiap lulusan," katanya.
Repotnya lagi, body of knowledge ini setiap saat bisa saja berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan di industri. Persyaratan yang begitu ketat itulah yang membuat Prodi Informatika membutuhkan persiapan yang panjang.
"Bahkan kami sampai harus mengubah kurikulum agar bisa selaras dengan persyaratan yang ditetapkan oleh IABEE," jelasnya.
Dengan keberhasilannya memperoleh akreditasi internasional tersebut, Rila menegaskan bahwa mereka yang ingin belajar memiliki kemampuan dalam bidang Informatika atau Sistem Informasi. Sehingga, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi repot-repot mencari perguruan tinggi di luar negeri.
"Cukup di program studi kami saja," tegasnya.