Yogyakarta, Gatra.com – Polda Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan selama libur Lebaran tahun ini DIY akan dikunjungi 11,7 juta wisatawan, berasal dari pemudik dan pelintas.
Semua objek wisata akan mendapatkan pantauan ketat karena ada perkiraan terjadinya anomali cuaca.
“11,7 juta orang akan mudik dan melintas ke DIY dan dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, puncak arus akan terjadi pada H+2,” kata Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan, Rabu (3/4).
Polda DIY akan menghadirkan berbagai pos pantauan di banyak titik terutama di pintu masuk dan keluar dan menempatkan 4.864 orang personel gabungan.
Sebagai pendukung pengamatan keamanan di berbagai jalur mudik dan wisata, Polda telah memasang 22 kamera pemantau yang mampu menghitung jumlah kendaraan yang melintas.
“Kami juga memasang 21 kamera pemantau di berbagai objek wisata favorit yang mampu menghitung jumlah orang yang melintas. Ini sebagai komitmen kami mendukung terwujudnya Yogyakarta sebagai smart city,” lanjutnya.
Keberadaan 43 kamera pemantau itu menurut Irjen Suwondo sangat penting. Dari berbagai data yang terekam pihaknya mampu memprediksi munculnya titik-titik kemacetan karena banyaknya kendaraan yang melintas.
Dengan data ini, kepolisian bisa segera melakukan rekayasa lalu lintas. Kepolisian juga menyatakan kebijakan bebas kendaraan bermotor pada malam hari di Malioboro akan dihilangkan mulai H-5 sampai H+ 5.
Sementara itu, sebagai antisipasi kejadian alam yang ditimbulkan anomali cuaca sesuai prediksi BMKG, Basarnas Yogyakarta membentuk tim mobile untuk memantau keamanan di berbagai objek wisata.
“Tim mobile ini kami bentuk di semua wilayah, satu kota dan empat kabupaten. Mereka sepenuhnya berkeliling untuk memantau H-2 hingga 19 April nanti,” kata Kepala Kantor Basarnas Yogyakarta Kamal Riswandi, usai memimpin apel kesiapsiagaan.
Di tiga kabupaten pesisir yakni Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo tim mobile Basarnas Yogyakarta akan memantau berbagai kawasan pantai secara bergilir sebagai antisipasi kecelakaan. Pengawasan juga dilakukan di Yogyakarta International Airport (YIA).
Sedangkan untuk kawasan Kota Yogyakarta, pengawasan dilakukan di berbagai ruang publik seperti stasiun dan terminal. Di Sleman, pengawasan akan melekat di berbagai objek wisata di kawasan Gunung Merapi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Agus Tri Widiyantara, menyatakan selama libur Lebaran pihaknya mewaspadai meningkatnya kasus demam berdarah dan keracunan makanan karena perubahan pola makan seusai berpuasa.
Semua layanan fasilitas kesehatan di Bantul dipastikan siap siaga selama libur Lebaran.
“Kasus demam berdarah kami khawatirkan meningkat selama libur Lebaran nanti. Hal ini dipengaruhi perubahan cuaca yang tidak menentu. Data menunjukkan, tiga bulan pertama tahun ini jumlah kasus berdarah menurun dibanding periode sama tahun sebelumnya,” katanya.